Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Terberat Corona, Ini Dampaknya ke Angka Kemiskinan dan Pengangguran

Kompas.com - 15/04/2020, 11:01 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah menetapkan pandemi virus corona (Covid-19) sebagai bencana nasional. Pandemi ini pun berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam situasi yang sangat berat, akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang.

Bendahara Negara itu pun menjelaskan, dalam skenario perekonomian akibat pandemi virus corona yang telah disusun pemerintah, pertumbuhan ekonomi yang tadinya ditargetkan tumbuh di kisaran 5,3 persen tahun ini diproyeksi hanya akan tumbuh ke 2,3 persen.

Baca juga: Luhut: Boro-boro Pikir Ibu Kota Baru, Kami Fokus ke Virus Corona

Bahkan, bila pandemi ini tidak segera diatasi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 akan tumbuh negatif 0,4 persen.

"Untuk PDB saat ini kita estimasi dalam kondisi berat dan sangat berat. Baseline kita di 5,3 persen akan turun di 2,3 persen, bahkan jika situasi sangat berat mungkin juga menurun sampai negatif growth 0,4 persen," jelas Sri Mulyani usai Sidang Kabinet Paripurna dalam video conference, Selasa (14/4/2020).

Lebih lanjut, perempuan yang kerap disapa Ani itu menjelaskan, tertekannya kondisi perekonomian tersebut bakal turut memberikan dampak sosial.

Angka kemiskinan, menurut dia, akan meningkat hingga 1,1 juta orang untuk skenario berat. Sementara untuk skenario yang lebih berat, tambahan angka kemiskinan akan sebanyak 3,78 juta orang.

"Angka kemiskinan kita bisa naik dengan tambahan 1,1 juta orang atau skenario lebih berat kita akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," ujar dia.

Baca juga: Profil Amartha, Perusahaan Milik Stafsus Jokowi, Andi Taufan Garuda

Angka pengangguran melonjak 5,2 juta orang

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mengatakan, angka pengangguran terbuka bakal mengalami peningkatan signifikan tahun ini. Berdasarkan perhitungan pemerintah, untuk skenario berat bakal ada penambahan 2,9 juta orang menganggur di Indonesia.

Adapun untuk skenario yang lebih berat, jumlah pengangguran bakal meningkat hingga 5,2 juta orang.

"Pengangguran yang selama ini menurun dalam lima tahun terakhir bakal mengalami kenaikan. Skenario berat ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran dan bisa lebih berat, yaitu 5,2 juta orang," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah Minta BLT Dana Desa Dibagikan Secara Non Tunai

Adapun berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2019, jumlah pengangguran terbuka sebesar 5,28 persen atau mencapai 7,05 juta orang.

Angka tersebut meningkat jumlahnya jika dibandingkan dengan Agustus 2018 yang sebanyak 7 juta orang atau turun secara persentase sebesar 5,34 persen.

Langkah pemerintah

Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, dampak sosial ekonomi akibat virus corona paling berat terjadi di Pulau Jawa, kemudian diikuti oleh Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara.

"Dan ini dicerminkan dari tingkat penngangguran terbuka berdasarkan perencanaan sudah turun di 5,18 persen bakal meningkat ke 7,33 persen, dan tingkat kemiskinan dari 9,15 persen jadi 9,59 persen," ujar dia.

Baca juga: Luhut: Soal Said Didu, Itu Urusan Anak Buah Saya

Untuk mengurangi risiko skenario terburuk tersebut terjadi, Airlangga mengatakan, pemerintah telah melakukan beberapa langkah-langkah antisipasi.

Salah satunya dengan penerbitan Perppu No 1 Tahun 2020. Di dalam Perppu tersebut, pemerintah telah mengatur mengenai jaringan pengaman di bidang kesehatan, jaring pengaman sosial untuk masyarakat, kinerja ekonomi, serta sistem keuangan.

Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2020 mengenai realokasi dan refocusing Anggaran Benerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Airlangga pun menilai, Program Kartu Prakerja yang diluncurkan lebih cepat dari rencana awal juga bisa efektif membendung gelombang pengangguran.

Baca juga: Pelatihan Online di Kartu Prakerja Tidak Gratis

"Di antara kebijakan-kebijakan pengaman sosial, yang kemarin baru diluncurkan Kartu Prakerja. Kartu Prakerja ini diharapkan menjadi second line of defense dan yang semula menjadi jaring pengaman bagi mereka yang ingin mencari pekerjaan, atas peran Presiden jadi jaring pengaman untuk kehilangan pekerjaan," ujar Ketua Umum Golkar tersebut.

Berdasarkan data terakhir, sudah terdapat 3,7 juta akun yang melakukan registrasi di situs resmi Kartu Prakerja, yakni www.prakerja.go.id. Dari jumlah akun tersebut, sebanyak 926.790 calon peserta telah melalui proses verifikasi e-mail dan Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan sudah dianggap lolos batch pertama.

"Dari perkembangan implementasi Kartu Prakerja per siang jam 12.00 WIB belum dua hari, itu jumlah user registrasi sudah 3,7 juta, kemudian mereka yang verifikasi e-mail dan NIK dan sudah lolos dalam batch pertama itu jumlahnya 926.790," jelas Airlangga.

Baca juga: Bogor, Depok dan Bekasi Terapkan PSBB, Bank Buka atau Tutup?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com