Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Inflasi Tahunan 1,54 Persen, Terendah Sejak Mei Tahun 2000

Kompas.com - 03/08/2020, 12:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen.

Tingkat deflasi pada Juli ini membuat inflasi selama Januari hingga Juli (year to date/ytd) sebesar 0,98 persen dan 1,54 persen secara tahunan.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada 2020 ini merupakan yang terendah sejak tahun 2000. Pada saat ini, Indonesia mengalami inflasi secara tahunan sebesar 1,2 persen.

Baca juga: Terjadi Deflasi 0,10 Persen pada Juli 2020, Ini Penyebabnya

"Inflasi tahunan kalau kita lihat pada Juli sebesar 1,54 persen. Inflasi ini terendah sejak Mei tahun 2000. Mei tahun 2000 terjadi inflasi 1,2 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Senin (3/8/2020).

Suhariyanto pun menyebut deflasi pada bulan Juli alias bulan kedua setelah Ramadhan dan Idul Fitri tidak wajar. Pasalnya berdasarkan historis tahun lalu, deflasi biasanya terjadi pada bulan ketiga setelah Ramadhan atau Idul Fitri.

"Karena memang tahun 2020 situasinya tidak wajar. Saya sampaikan pada revisi bulan lalu, inflasi pada tahun ini beda jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan selalu jadi puncak tingginya inflasi, permintaan meningkat. Jadi, ya memang tidak wajar karena situasinya tidak normal," ungkap Kecuk.

Adapun inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2020 yang masih di bawah 1 persen terjadi karena adanya penurunan permintaan masyarakat untuk melakukan konsumsi, yang berakibat pada penurunan supply.

Baca juga: CSIS: Inflasi Rendah karena Daya Beli Masyarakat Menurun

"Inflasi mulai turun pelan-pelan pada Februari. Ingat, jumlah wisatawan mancanegara pada Februari sudah menurun sehingga berdampak ke sektor pariwisata dan sektor pendukungnya. Akhir Maret ditetapkan WFH, ada pula PHK. Pengaruh Covid-19 luar biasa sekali," pungkas Kecuk.

Sebagai informasi, deflasi 0,10 persen pada Juli 2020 dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, mulai dari daging ayam hingga tarif angkutan udara.

Ada 3 kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau terjadi deflasi 0,73 persen sehingga memberikan andil sebesar 0,19 persen kepada deflasi Juli 2020.

Komoditas yang mengalami penurunan harga, yaitu bawang merah menyumbang deflasi sebesar 0,11 persen, daging ayam ras memberikan andil sebesar 0,04 persen, bawang putih 0,03 persen, serta beras cabai rawit, dan gula pasir masing-masing 0,01 persen.

Dua kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen, serta kelompok transporasi sebesar 0,17 persen dengan andil 0,02 persen.

Di kelompok transportasi, komoditas yang dominan memberi andil deflasi adalah turunnya tarif angkutan udara, dengan andil 0,05 persen. Namun di sisi lain, komoditas transportasi yang memiliki andil terhadap inflasi adalah tarif angkutan antar kota dan tarif kendaraan roda empat online masing-masing 0,01 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com