JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, potensi Indonesia mengalami resesi ekonomi semakin nyata terlihat.
Menurutnya, harapan untuk kembali menuju keadaan normal sebelum pandemi Covid-19 masih jauh terlihat dan memakan waktu lama.
Di Indonesia, pandemi masih mengalami peningkatan sejak diumumkan pada akhir Maret lalu.
Baca juga: Ancaman Resesi, Masyarakat Jangan Latah Belanja karena Gaya Hidup
"Kondisi haru ini kita mengalami disrupsi, kita bisa lihat potensi resesi. Kita tinggal menunggu pengumuman BPS terkait kinerja ekonomi di triwulan III," kata Bambang dalam webinar West Java Economic Society, Rabu (23/9/2020).
Menurut Bambang, pelaku ekonomi harus beradaptasi dengan kebiasaan baru (new normal) agar bisa bertahan di masa pandemi, sekaligus menyiapkan pondasi yang kuat untuk pemulihan ekonomi.
Ketimbang kembali ke keadaan normal sebelum ada Covid-19, Bambang menyarankan untuk bersiap-siap dengan kondisi yang berbeda di masa depan, dengan penerapan ekonomi minim kontak (less contact economy).
"Kita harus pandai membaca new normal, jangan dibaca sebagai back to the past. Tampaknya harapan untuk back to the past memakan waktu lama. Kita ganti menjadi back to the future," tuturnya.
Baca juga: Resesi Kian Nyata, Simak 6 Tips Keuangan di Masa Sulit
Ekonomi minim kontak, kata Bambang, adalah bagian dari transformasi digital yang dipercepat akibat pandemi Covid-19.
Ekonomi minim kontak ini adalah perpaduan dari kegiatan ekonomi yang terus berjalan namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Ekonomi minim kontak ini memanfaatkan sarana digital dalam setiap pola bisnis, seperti e-commerce. Untuk itu dia berharap, para pelaku usaha mampu beradaptasi mengadopsi sarana digital.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.