Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi, Jumlah Pengangguran dan Angka Kemiskinan Bakal Meningkat

Kompas.com - 23/09/2020, 10:22 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi sinyal resesi perekonomian kian nyata.

Dirinya melakukan revisi atas proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini, yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian hingga akhir tahun.

Bendahara Negara itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III mendatang bakal berada di kisaran -2,9 persen hingga -1,1 persen.

Jika proyeksi tersebut terjadi, maka ekonomi Indonesia masuk dalam definisi resesi secara teknis. Yakni, pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Sebab pada kuartal II yang lalu, Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

Baca juga: Resesi Ekonomi Kian Dekat, Apa yang Akan Kita Rasakan?

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai terkait risiko resesi. Salah satunya, resesi menunjukkan ada potensi peningkatan jumlah pengangguran.

Sebab, resesi berarti kinerja perekonomian di zona negatif lantaran permintaan barang dan jasa yang cenderung rendah.

"Akhirnya banyak pabrik yang harus mengurangi proses produksinya. Di sisi lain kebutuhan untuk beban produksi seperti listrik, atau gaji pegawai mesti tetap jalan," ujar dia.

Kedua hal tersebut membuat perusahaan harus melakukan efisiensi, yang salah satu caranya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Di sisi lain, pekerja yang di PHK tak lagi memiliki pendapatan. Dan bila sumber pendapatan kian berkurang, maka jumlah penduduk miskin bakal bertambah.

Baca juga: Strategi Investasi untuk Antisipasi Resesi

"Apalagi jumlah penduduk rentan dan hampir miskin di Indonesia ini sangat besar, guncangan ekonomi seperti resesi akan membawa mereka turun kelas menjadi penduduk miskin," jelas dia.

Yang terkini, berdasarkan laporan bertajuk Aspiring Indonesia, Expanding the Middle Class oleh Bank Dunia dijelaskan, sebanyak 45 persen atau mencapai 115 juta populasi penduduk Indonesia masuk kategori rentan atau terancam bisa kembali masuk kategori miskin.

Setali tiga uang dengan Yusuf, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan resesi menandakan adanya tekanan yang dalam baik di ekonomi, sektor keuangan, maupun sektor riil.

Gelombang PHK menurutnya bakal terjadi di hampir seluruh sektor, baik perdagangan, transportasi, properti, sampai ke industri akan lakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional.

"Jadi estimasinya ada 15 juta PHK sampai akhir tahun," ujar dia.

Menurut dia, perusahaan yang cukup rentan dalam kondisi perekonomian saat ini adalah perusahaan rintisan atau start up.

"Tak terkecuali banyak startup akan berguguran. Daya beli masyarakat menurun karena kehilangan pendapatan sehingga berpengaruh ke naiknya orang miskin baru. Pastinya angka kriminalitas juga meningkat dan rawan konflik sosial di masyarakat," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com