Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relaksasi PPnBM Bakal Berlaku Maret 2021, Bagaimana Prospek Saham Otomotif dan Sektor Pendukungnya?

Kompas.com - 15/02/2021, 14:41 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada sesi II perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/2/2021) beberapa emiten yang bergerak di sektor otomotif mulai unjuk gigi.

Hal ini tidak lepas dari sentimen rencana pemerintah menerbitkan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM 0 persen untuk mobil yang akan dimulai pada Maret 2021 (PPnBM mobil).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, jika pemulihan ekonomi dapat segera direalisasikan, maka bukan tidak mungkin penjualan kendaraan seperti mobil bisa terbantu dengan adanya relaksasi PPnBM tersebut.

Baca juga: Mengenal PPnBM, Pajak yang Bikin Mobil Jadi Barang Mahal di RI

“Jika ekonomi nasional terakselerasi, maka penjualan kendaraan berpotensi meningkat,” ujar Nafan kepada Kompas.com.

Di sisi lain, hal ini juga berkaitan dengan tentunya rilis laporan kinerja perusahaan menjadi hal yang ditunggu pasar.

Pasalnya, aturan hanya berlaku 3 bulan, yakni dari Maret 2021 ini hingga November 2021.

Sehingga, perlu dicermati laporan penjualan mobil di bulan berikutnya, setelah relaksasi, yakni April 2021.

“Market menanti perilisan kinerja laporan keuangan. Jika penjualan kendaraan pada 1500 cc maupun ke bawah mengalami peningkatan, maka diharapkan memberikan dampak positif bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja fundamental,” ujar Nafan.

Baca juga: PPnBM 0 Persen, Ekonom: Prioritas Belanja Masyarakat Bukan Beli Mobil Baru

Sebagai informasi, pada perdagangan sesi I beberapa saham otomotif melesat, di antaranya saham Indomobil Sukses International (IMAS) yang menguat 20,6 persen di level Rp 1.345 per saham.

Kemudian, saham Astra International (ASII) yang juga naik 3 persen di level 6.025.

Selanjutnya, Gajah Tunggal (GJTL) naik 6,5 persen di level 895 per saham, dan saham Astra Otoparts (AUTO) yang menguat 3,8 persen di level Rp 1.080 per saham.

Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com