JAKARTA, KOMPAS.com - Harga komoditas tembaga menguat ke level tertinggi dalam kurun waktu hampir 10 tahun terakhir. Penguatan ini didorong oleh optimisme pembangunan infrastruktur di berbagai negara pasca-pandemi Covid-19.
Dilansir dari CNN, Senin (22/2/2021), harga tembaga berada di atas 4 dollar AS atau setara Rp 56.000 (asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS) per pon. Ini merupakan kali pertama sejak September 2011.
Sebagaimana diketahui, tembaga merupakan salah satu komoditas logam yang banyak digunakan dalam suatu konstruksi, seperti untuk pembuatan jaringan kelistrikan atau pipa air.
Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT INTI untuk Lulusan SMK hingga S1
Dengan adanya rencana pembukaan kembali ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden dan juga keberlanjutan pemulihan ekonomi China, penguatan harga tembaga diproyeksi masih akan terjadi.
Saat ini, China tengah banyak menggunakan tembaga. Ini terefleksikan dengan stok penyimpanan tembaga Negeri Tirai Bambu itu yang berada di level terendah sejak 10 tahun terakhir.
“Pemulihan (ekonomi) telah meluas dan itu pertanda baik untuk harga tembaga dalam jangka panjang, setiap negara membutuhkan tembaga," kata analis komoditas di Bank of America Merrill Lynch (BAC).
Analis BofA memproyeksikan, harga tembaga bisa naik di atas 4,54 dollar AS atau Rp 63.560 pada tahap tertentu.
Baca juga: Memahami IHSG: Pengertian, Manfaat, dan Cara Hitungnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.