Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Menjadi Pribadi Terlalu Baik, Tak Selamanya Baik

Kompas.com - 03/04/2021, 00:43 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Pada dasarnya, manusia memiliki hasrat untuk membahagiakan orang lain. Namun sadarkah Anda bahwa hasrat tersebut terkadang tanpa sadar membawa Anda pada perasaan "tidak enakan" atau lebih dikenal dengan "people pleasure"?

Umumnya, pople pleaser datang dari perasaan takut bahwa Anda tidak diterima oleh orang lain jika menjadi diri sendiri sehingga menjadi wajib bagi Anda untuk menyenangkan orang lain.

Meski dipandang baik karena mengedepankan orang lain, namun kebiasaan yang dilakukan terlalu sering dapat membawa dampt negatif bagi kesehatan mental.

Nah, bagi Anda pelaku people pleasure, mulai sekarang hentikan kebiasaan berupaya menyenangkan orang lain dan cobalah untuk berani berkata "tidak".

Berikut 3 konten menarik mengenai people pleasure di Kompasiana:

1. Menjadi Pribadi Terlalu Baik, Tak Selamanya Baik

Mungkin sebagian dari Anda sudah tidak asing dnegan istilah “pasif-agresif"? Ya, pasif-agresif merupakan pengungkapan perasaan kecewa atau marah yang dilakukan secara tersirat alias perilaku ini tidak memiliki keberanian mengeksperesikan emosi negatifnya kepada orang lain.

Kenapa kemudian pola komunikasi ini dikatakan tidak baik?

Karena, tanpa sadar orang-orang dengan pola komunikasi pasif dapat memberikan lampu hijau terhadap orang-orang di sekelilingnya untuk menyepelekan kebutuhan dan keinginan dia sendiri.

Oleh karena itu, gaya komunikasi tersebut perlu diubah dengn gaya yang lebih asertif.

Ingat, Menjadi pribadi yang terlalu baik tak selamanya baik untuk diri kamu sendiri (Baca selengkapnya)

2. Tak Tega Menolak Permintaan Orang Lain? Hati-hati Kamu Bisa Jadi Seorang "Pushover"

Menolong orang lain itu wajib dilakukan jika orang tersebut memang memerlukan pertolongan. Akan tetapi pernah tidak menolong orang karena alasan tak tega menolak?

Hati-hati, Anda dapat terjebak pushover atau kondisi di mana Anda merasa tidak tega menolak permintaan orang lain dan sangat memedulikan penilaian orang lain.

Adapun tanda-tanda pushover antara lain senang akan pujian, ingin terlibat banyak hal dan terlalu peduli dengan penilaian orang lain.

Lantas, adakan bahaya yang mengintai di balik pushover? Dan bagaimana cara mencegahnya (Baca selengkapnya)

3. Bagaimana Kalau Teman Kita Tidak "Easy Going"?

Dalam hidup, kita sering dipertemukan dengan teman yang memiliki sifat yang berbeda dan unik, salah satu sifat yang sering ditemui dalam pergaulan ialah easy going atau seseorang yang mudah bergaul.

Namun, apakah jika seseorang yang memiliki sifat easy going, lantas ia dengan mudahnya menerima ajakan seseorang?

Kompasianer Deddy Husein Suryanto membagikan pengamatannya terkait easy going berdasarkan sifat dan sikap (tindakan) seseorang.

Menurutnya memahami easy going jika dilihat secara sifat akan cenderung sulit dan cenderung salah tafsit ketimbang menilai orang easy going berdasarkan sikap.

Misalnya, orang yang identik dengan ketidakmudahan diajak bepergian, namun di suatu waktu ternyata dia mudah diajak bepergian, pasti ada sesuatu yang membuatnya demikian. Salah satu pendorongnya, ternyata dia sedang suntuk di rumah saja (Baca selengkapnya) (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com