Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian dan Lembaga Bakal Banyak Belanja Produk UMKM, Ini Pesan Teten Masduki

Kompas.com - 08/04/2021, 19:31 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian dan Lembaga telah mengalokasikan minimal 40 persen pagu anggarannya untuk belanja barang dan modal dari UMKM.

Terkait hal tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berpesan agar UMKM daerah menyiapkan produk-produk untuk memanfaatkan peluang tersebut

“Ayo kita optimumkan belanja 40 persen kementerian dan lembaga untuk menyerap produk UMKM,” ungkap Teten dalam siaran pers, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Kemenkop UKM Targetkan UMKM Berkontribusi 65 Persen dari PDB pada 2024

Teten mengatakan, belanja kementerian dan lembaga tersebut membuka peluang market yang cukup besar yakni lebih dari Rp 400 triliun per tahun.

Potensi tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di daerah.

Teten berharap dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di daerah berinisiatif untuk mendampingi UMKM, sekaligus mengkurasi produknya. Tidak tanggung, Teten bahkan menargetkan produk-produk UMKM bisa didorong untuk ekspor.

“Kita bisa sekaligus untuk didorong ekspor. Kami dari Smesco yang untuk ekspor akan dikonsolidasi juga untuk bisa dilakukan, dengan ketersediaan informasi yang cukup mengenai produk-produk UMKM yang siap global, siap ekspor,” ujar Teten.

Teten berharap, UMKM daerah melakukan perubahan pendampingan terhadap pelaku UMKM yang lebih profesional dengan melibatkan para ahli dari luar baik itu dari perusahaan BUMN, maupun swasta.

Baca juga: Ini Kendala Ekspor Produk UMKM

“Jadi libatkan pendamping itu, dari teman-teman yang profesional. Sekarang juga sudah menggerakan berbagai komunitas dalam Geber (Gerakan Indonesia Bersama) UMKM untuk melakukan pendampingan,” katanya.

Tidak hanya itu, UMKM daerah juga diharapkan membuat platform digital sebagai marketplace digital bagi produk-produk UMKM.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas untuk usaha di level nasional.

“Kalau sudah masuk level nasional (harus tingkatkan produksi), di Tokopedia, Bukalapak, Shopee, atau Blibli itu banyak yang gagal, karena tidak bisa memenuhi permintaan, karena kapasitas produksinya,” lanjut dia.

Teten menilai, produk-produk seperti makanan, minuman termasuk juga buah-buahan, sayur-sayuran lebih cepat dijual di platfom lokal.

Baca juga: Banyak UMKM Belum Terima Bantuan, Sri Mulyani Akui Eksekusinya Tersendat

Sektor UMKM saat ini menjadi yang paling terdampak oleh pandemi.

Oleh sebab itu, demi meminimalisir dampak tersebut, maka pemerintah berpihak pada sektor UMKM dengan mewajibkan seluruh kementerian dan lembaga membeli produk dan jasa dari UMKM.

Dengan upaya tersebut UMKM akan memiliki ruang yang begitu luas untuk bisa meningkatkan eskalasi bisnisnya.

Bahkan, kebijakan ini memberikan peluang bagi sektor UMKM untuk menjadi salah satu tumpuan utama dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com