Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Plus dan Minus Jadi "Anak Bawang" di Kantor

Kompas.com - 25/04/2021, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Bagi para fresh graduate langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus tentu menjadi impian sekaligus tujuan utama.

Namun, sebagai "anak bawang" yang baru terjun ke dunia kerja, para fresh graduate harus banyak belajar dan menempuh jalan yang panjang untuk mencapai jenjang karier yang diharapkan.

Tak jarang perjalanan meniti karier tersebut penuh dengan suka duka. Apalagi saat status "anak bawang" kerap dianggap masih idealis bahkan terkadang dipandang sebelah mata.

Meski begitu, menjadi "anak bawang" di kantor ternyata memberikan keuntungan dan pelajaran yang berharga dalam menghadapi lika-liku dunia kerja.

Berikut 4 konten menarik di Kompasiana tentang plus minus menjadi "anak bawang".

1. Ketika Selalu Menjadi yang Termuda di Tempat Kerja

Menjadi karyawan termuda di tempat kerja tentunya menghadirkan tantangan tersendiri, seperti yang dialami oleh Kompasianer Novi Setyowati.

Menurutnya menjalin hubungan dan komunikasi dengan senior di kantor tidaklah mudah dan bisa langsung klop.

Tapi, hal tersebut sebenarnya bukan menjadi masalah besar jika para senior di kantor mampu memahami dan mengayomi.

Walaupun pada awalnya sempat diremehkan hingga menurunkan rasa percaya diri.

Namun, seiring berjalannya waktu banyaknya interaksi yang dilakukan dengan kolega-kolega yang jauh lebih senior akan membuat "anak bawang" belajar untuk pendewasaan diri secara personal maupun profesional. (Baca selengkapnya)

2. Keuntungan Menjadi "Anak Bawang"

Menyandang status sebagai "anak bawang" bukan suatu hal yang memalukan, karena sebenarnya jika jeli ada banyak hal yang dapat diserap sisi positifnya ketika masih dalam status tersebut.

Dalam artikelnya, Kompasianer Deddy Husein Suryanto menjelaskan bahwa menjadi "anak bawang" di kantor adalah kesempatan untuk memperkuat pondasi diri agar dapat bertahan dan berkembang di tempat kerjanya.

Selain itu masih ada 3 keuntungan lain yang bisa dimanfaatkan dan membuat kamu tidak perlu lagi resah kalau dicap "anak bawang". (Baca selengkapnya)

3. Antara Anak Bawang, Regenerasi, dan Mentorship

Menurut Kompasianer Suprihati menjadi "anak bawang" adalah masa-masa menjemput pengalaman, jadi sudah selayaknya para pekerja baru membuka hati dan pikiran seluas-luasnya untuk menerima segala bentuk penggemblengan diri dengan nuansa yang positif.

Selain itu, dari sisi perusahaan juga harus sadar bahwa setiap "anak bawang" adalah mata rantai regenerasi.

Bagian dari estafet keberlanjutan usaha, sehingga dibutuhkan mentor yang mampu berperan sebagai pendamping dan pembimbing.

Proses pendampingan tersebut diharapkan menghasilkan pekerja yang kelak menjadi aset yang sangat berharga dan dapat diandalkan oleh perusahaan. (Baca selengkapnya)

4. Menjadi Atasan yang Baik bagi "Si Anak Bawang"!

Pengawai baru terutama mereka yang baru saja lulus dari bangku kuliah umumnya sama sekali belum berpengalaman, sehingga butuh dukungan dan bimbingan dari atasan langsung.

Jika Anda adalah atasan si anak bawang, apa yang akan Anda lakukan?

Kompasianer I Ketut Suweca menjelaskan 6 hal yang bisa dijadikan pertimbangan oleh atasan atau pimpinan.

Tentu agar si anak bawang merasa diterima sebagai bagian dari perusahaan dan kemampuan teknis serta karakternya dapat terbentuk dengan baik untuk mendukung kemajuan perusahaan. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten seputar dunia kerja lewat Topik Pilihan Kompasiana: "Anak Bawang" di Dunia Kerja. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com