Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Kebiasaan Memberi Tip | Kekalahan Marcus/Kevin | Susur Sungai Musi

Kompas.com - 31/07/2021, 12:01 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Rasa-rasanya kini memberi uang tip sudah jadi kebiasaan baru orang Indonesia. Pada momen apapun, jika merasa dibantu oleh orang lain akan memberi tip.

Padahal biasanya tujuan utama dari memberi uang tip adalah menunjukkan bahwa Anda puas dengan pelayanan yang diberikan.

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu yang paling banyak menerapkan sistem uang tip.

Namun, perlahan hampir banyak kegiatan atau bidang jasa apapun, seakan menuntut kita untuk memberi tip --baik secara personal maupun kolektif ke tempat usaha tersebut.

Selain konten seputar uang tip, masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana dalam sepekan.

1. Kebiasaan Sering Memberi Tip Sebaiknya Dipikir Ulang

Mengapa kita memberi tip? Adakah itu sebagai ucapan terima kasih atas bantuannya? Bukankah itu sudah pekerjaannya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang membuat Kompasianer Edward Horas untuk mengulas itu lebih dalam tentang kebiasaan kita dalam memberi tip.

"Saya pernah punya seorang atasan. Beliau jarang mengapresiasi jika tidak dalam keadaan luar biasa, sekadar ucapan terima kasih, tidak sembarang beliau berikan," tulisnya.

Semestinya, kepuasan normal seorang pekerja hanya terjadi ketika ia telah menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dan mendapat upah pantas karena itu. Tentu, hanya dari pihak pemberi kerja.

Jika kita memberi tip, lanjut Kompasianer Edward Horas, sedikit banyak membuat standar lain.

Kebiasaan yang terus berulang berpotensi menyenangkan si pekerja dan jadi berpikir dan merasa ada sumber pendapatan lain selain upah. (Baca selengkapnya)

2. Tuan Rumah Olimpiade, dari Untung hingga Buntung

Adakah kota yang tidak tergiur menjadi Tuan Rumah Olimpiade? Apalagi untuk Olimpiade Musim Panas (Summer Olympic Games) yang begitu bergengsi.

Tidak ada pesta yang abadi. Menurut Kompasianer Tonny Syiariel, pada ujung perhelatan pesta multi-sport event ini, tidak semua penyelenggara bisa tidur nyenyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com