Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Erick Thohir soal Kerja Sama Garuda-Emirates

Kompas.com - 04/11/2021, 17:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah usaha restrukturisasi Garuda Indonesia, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas terus melebarkan perpektif dan mengkaji berbagai kemungkinan opsi terkait langkah pemulihan. 

Hal itu bertujuan agar flag carrier maskapai nasional itu bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik. Salah satunya dengan bekerja sama dengan maskapai Emirates Dubai.

Kedua perusahaan tersebut sepakat dalam perjanjian dalam "code sharing", yakni menyatakan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.

"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai 7 miliar dollar AS karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan dinegosiasikan dengan para lessor. Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," jelas Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam keterangannya, Kamis (4/11/2021).

Baca juga: Garuda Indonesia dan Sumber Daya Alam

Ia melanjutkan, melalui kerja sama "code sharing" dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda dianggap masih memiliki value di mata pelanggannya. 

Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.

"Bagaimanapun juga, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," ujar Erick Thohir. 

Penyelamatan Garuda

Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka suara perihal upaya penyelamatan maskapai pelat merah Garuda Indonesia.

Baca juga: Wamen BUMN: Pemerintah Tak Ingin Membuat Garuda Bangkrut

Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan negosiasi dengan puluhan lessor pesawat. Kartika Wirjoatmodjo menegaskan, upaya yang telah dilakukan oleh manajemen Garuda Indonesia mendapat dukungan dari Pemerintah.

"Saya harus menekankan bahwa pemerintah tidak ingin membuat Garuda Indonesia bangkrut. Apa yang kami cari adalah penyelesaian utang baik di luar proses pengadilan atau melalui proses pengadilan," kata Wirjoatmodjo dalam keterangannya.

Ia juga menjelaskan, saat ini manajemen Garuda Indonesia tengah dalam pembicaraan dengan kreditur untuk merestrukturisasi utang dan mengharapkan untuk mencapai kesepakatan pada kuartal kedua 2022.

"Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga preferensi mereka bervariasi," kata Wirjoatmodjo.

Baca juga: Stafsus Menteri BUMN: Kami Dorong supaya Mantan Komisaris-Direksi Garuda Diperiksa KPK

Pada kesempatan terpisah, pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan bahwa saat ini Garuda Indonesia berada di situasi yang pelik. Dan usaha negosiasi ulang dengan para lessor membutuhkan kerja yang ekstra.

"Sejauh ini, langkah terbaik yang didorong adalah penyelamatan melalui negosiasi ulang dengan para lessor. Hal tersebut yang kami lihat sedang diupayakan manajemen Garuda Indonesia saat ini. Hal Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor" katanya.

Toto juga mengatakan Garuda Indonesia memang masuk pada situasi terburuk yang pernah dialami. Era yang sama saat Robby Djohan masuk di sekitar awal 2.000-an menghadapi Garuda Indonesia yang terpuruk karena salah urus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com