Dikatakannya, situasi saat ini lebih kompleks. Sebab, kata dia, selain ada warisan salah urus manajemen sebelumnya, Garuda Indonesia menghadapi situasi dampak pandemi Covid-19 yang memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha industri penerbangan dunia.
Baca juga: Promo Harga Tes PCR Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink, dan Super Air Jet
"Garuda Indonesia butuh upaya restrukturisasi yang radikal terkait negosiasi dengan lessor dan kreditur,” katanya.
Sementara itu, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan bahwa Pelita Air bukan jalan keluar.
Menurutnya, tidak mudah untuk menggantikan Garuda Indonesia. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar dan tidak sebanding dengan maskapai yang lain.
"Posisi Garuda Indonesia tidak mudah digantikan dengan maskapai seperti Pelita Air. Hal tersebut lantaran Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar termasuk jumlah pesawat dan rute yang dilayani yang tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini," katanya.
Baca juga: Andai Bangkrut, Posisi Garuda Digantikan Pelita Air Milik Pertamina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.