Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Kaltim Targetkan Program Makmur Cakup 60.000 Hektar Lahan di 2022

Kompas.com - 30/01/2022, 21:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatat sepanjang 2021 telah merealisasikan program Makmur mencapai 18.000 hektare di seluruh wilayah tanggungjawab perusahaan. Capian itu setara 150 persen dari target yang hanya 12.000 hektare lahan.

Program Makmur merupakan kesinambungan upaya Pupuk Kaltim bersama induk usahanya, PT Pupuk Indonesia (Persero), untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui sinergi BUMN dengan memfasilitasi beragam kemudahan.

SEVP Business Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi menjelaskan, fasilitasi mencakup penyediaan agri input seperti bibit dan pupuk, akses permodalan bagi petani, pendampingan berkala, asuransi pertanian untuk antisipasi gagal panen, hingga jaminan pembelian hasil panen oleh offtaker secara kontinyu di atas rata-rata harga pasar.

Baca juga: Stafsus Erick Thohir: Melalui Program Makmur Kami Ingin Memberikan Kemudahan Bagi Petani

“Tahun 2022, PKT menargetkan 60.000 hektare bisa terealisasi di seluruh wilayah tanggungjawab perusahaan, sehingga seluruh sektor pertanian masyarakat dan kesejahteraan petani semakin meningkat dan berkembang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/1/2022).

Menurutnya, program Makmur juga sekaligus langkah aktif perusahaan mengajak generasi muda kembali bertani dan melirik pertanian sebagai sektor potensial untuk dikembangkan.

Termasuk pula untuk mendorong peningkatan penggunaan pupuk non subsidi guna mengurangi ketergantungan petani akan pupuk subsidi dengan target luasan lahan yang jauh lebih besar, serta menjangkau lebih banyak petani Indonesia pada berbagai komoditas.

Salah satu program Makmur yang telah berjalan adalah komoditas kentang di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Para petani berhasil meningkatkan produktivitas hasul pertaniannya mencapai 125 persen.

Baca juga: Lewat Program Makmur, Produksi Padi Karawang Ditargetkan Naik Jadi 9 Ton per Hektare

Meizar mengungkapkan, program Makmur itu dilaksanakan di atas lahan seluas 124,5 hektare dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 110 orang dari Kelompok Tani Kecamatan Ngantang. Program ini menggunakan pupuk non subsidi PKT, yakni NPK Pelangi, pupuk hayati Ecofert dan dekomposer Biodex.

"Produktivitas kentang pada program Makmur Pupuk Kaltim kali ini mencapai 125 persen dengan hasil bersih rata-rata 19 ton per hektar dari sebelumnya maksimal 15 ton per hektar," jelas dia.

Hasil produktivitas kentang pada program Makmur kali ini diserahkan kepada PT Indofood sebagai offtaker untuk diolah menjadi produk makanan ringan. Menurut Meizar, ini menunjukkan bahwa program Makmur turut menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Khusus Jawa Timur, program Makmur PKT telah terealisasi seluas 2.800 hektare, yang tersebar di sejumlah daerah dengan beragam komoditas seperti padi, jagung hingga semangka,” ungkap dia.

Sementara itu, SEVP Marketing Operation Pupuk Indonesia Gatoet Gembiro Nugroho menambahkan, capaian program Makmur kali ini tak hanya dilihat dari kemudahan akses yang diberikan korporasi bagi petani, tapi juga dipengaruhi semangat serta keinginan para petani untuk lebih maju dan sejahtera.

Oleh karena itu, dirinya mengimbau petani terus mendorong produktivitas pertanian agar mencapai hasil yang optimal, sehingga manfaat program Makmur dapat memberikan dampak lebih besar untuk mewujudkan pengembangan korporasi pertanian dalam menopang perekonomian nasional.

“Program Makmur bukan sekedar teori, tapi sudah dibuktikan dengan berbagai keberhasilan pada beragam komoditas. Hal ini hendaknya bisa menjadi perhatian petani, agar terus semangat untuk mendorong produktivitas hasil pertanian dan mencapai kesejahteraan,” tutup Gatoet.

Baca juga: Pupuk Indonesia: Program Makmur Tingkatkan Produktivitas Petani 44 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Whats New
Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Whats New
Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Whats New
Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Whats New
Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Whats New
Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Whats New
Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Whats New
Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Earn Smart
Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com