Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pupuk Kaltim Targetkan Program Makmur Cakup 60.000 Hektar Lahan di 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatat sepanjang 2021 telah merealisasikan program Makmur mencapai 18.000 hektare di seluruh wilayah tanggungjawab perusahaan. Capian itu setara 150 persen dari target yang hanya 12.000 hektare lahan.

Program Makmur merupakan kesinambungan upaya Pupuk Kaltim bersama induk usahanya, PT Pupuk Indonesia (Persero), untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui sinergi BUMN dengan memfasilitasi beragam kemudahan.

SEVP Business Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi menjelaskan, fasilitasi mencakup penyediaan agri input seperti bibit dan pupuk, akses permodalan bagi petani, pendampingan berkala, asuransi pertanian untuk antisipasi gagal panen, hingga jaminan pembelian hasil panen oleh offtaker secara kontinyu di atas rata-rata harga pasar.

“Tahun 2022, PKT menargetkan 60.000 hektare bisa terealisasi di seluruh wilayah tanggungjawab perusahaan, sehingga seluruh sektor pertanian masyarakat dan kesejahteraan petani semakin meningkat dan berkembang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/1/2022).

Menurutnya, program Makmur juga sekaligus langkah aktif perusahaan mengajak generasi muda kembali bertani dan melirik pertanian sebagai sektor potensial untuk dikembangkan.

Termasuk pula untuk mendorong peningkatan penggunaan pupuk non subsidi guna mengurangi ketergantungan petani akan pupuk subsidi dengan target luasan lahan yang jauh lebih besar, serta menjangkau lebih banyak petani Indonesia pada berbagai komoditas.

Salah satu program Makmur yang telah berjalan adalah komoditas kentang di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Para petani berhasil meningkatkan produktivitas hasul pertaniannya mencapai 125 persen.

Meizar mengungkapkan, program Makmur itu dilaksanakan di atas lahan seluas 124,5 hektare dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 110 orang dari Kelompok Tani Kecamatan Ngantang. Program ini menggunakan pupuk non subsidi PKT, yakni NPK Pelangi, pupuk hayati Ecofert dan dekomposer Biodex.

"Produktivitas kentang pada program Makmur Pupuk Kaltim kali ini mencapai 125 persen dengan hasil bersih rata-rata 19 ton per hektar dari sebelumnya maksimal 15 ton per hektar," jelas dia.

Hasil produktivitas kentang pada program Makmur kali ini diserahkan kepada PT Indofood sebagai offtaker untuk diolah menjadi produk makanan ringan. Menurut Meizar, ini menunjukkan bahwa program Makmur turut menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Khusus Jawa Timur, program Makmur PKT telah terealisasi seluas 2.800 hektare, yang tersebar di sejumlah daerah dengan beragam komoditas seperti padi, jagung hingga semangka,” ungkap dia.

Sementara itu, SEVP Marketing Operation Pupuk Indonesia Gatoet Gembiro Nugroho menambahkan, capaian program Makmur kali ini tak hanya dilihat dari kemudahan akses yang diberikan korporasi bagi petani, tapi juga dipengaruhi semangat serta keinginan para petani untuk lebih maju dan sejahtera.

Oleh karena itu, dirinya mengimbau petani terus mendorong produktivitas pertanian agar mencapai hasil yang optimal, sehingga manfaat program Makmur dapat memberikan dampak lebih besar untuk mewujudkan pengembangan korporasi pertanian dalam menopang perekonomian nasional.

“Program Makmur bukan sekedar teori, tapi sudah dibuktikan dengan berbagai keberhasilan pada beragam komoditas. Hal ini hendaknya bisa menjadi perhatian petani, agar terus semangat untuk mendorong produktivitas hasil pertanian dan mencapai kesejahteraan,” tutup Gatoet.

https://money.kompas.com/read/2022/01/30/213000926/pupuk-kaltim-targetkan-program-makmur-cakup-60.000-hektar-lahan-di-2022

Terkini Lainnya

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke