JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk tengah berupaya meningkatkan rasio kredit atau pembiayaan ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hal itu selaras dengan target rasio kredit atau pembiayaan perbankan ke pelaku UMKM sebesar 30 persen pada 2024 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Direktur Ritel BSI Koko Alun Akbar mengatakan, pihaknya telah memiliki strategi pembiayaan berkesinambungan untuk merealisasikan target tersebut.
Dalam strategi pembiayaan berkesinambungan itu, BSI membagi nasabah UMKM ke dalam 4 jenis.
Pertama, merupakan nasabah atau UMKM dengan kriteria tidak layak atau feasible dan tidak bankable.
"Ini kita menggunakan pembiayaannya dengan menggunakan dana-dana CSR, dana-dana bergulir, dana ziswaf," kata Koko, dalam Webinar Pendanaan Syariah Untuk Penguatan UMKM, Senin (21/3/2022).
Baca juga: Telkomsel Gandeng BSI Bikin Program KUR Syariah lewat Platform Digital
Kemudian jenis nasabah UMKM yang kedua ialah, nasabah yang dinilai layak, tapi tidak bankable, sebab tidak memiliki agunan, usahanya baru dirintis, atau yang lainnya.
Untuk melayani jenis nasabah tersebut, Koko bilang, BSI mengandalkan pembiayaan dengan program penjaminan dan program kredit usaha rakyat (KUR).
"Beban bagi hasil sangat rendah, karena disubsidi pemerintah, sehingga setelah evaluasi kelayakan lebih feasible," ujarnya.
Selanjutnya, bank syariah terbesar itu memiliki kategori nasabah UMKM yang dinilai bankable sebab memiliki agunan atau rekam bisnis yang panjang, namun tidak layak.
Bagi nasabah UMKM jenis tersebut, BSI memiliki sejumlah opsi pembiayaan, mulai dari avalis atau off taker, tergabung dalam inti plasma, klaster, atau ekosistem, serta pembiayaan yang sifatnya kemitraan.
"Ini biasanya menggunakan KUR atau pembiayaan mikro yang komersial," kata Koko.
Baca juga: Punya Potensi Besar di Industri Halal Tanah Air, Analis Menilai BSI Perlu Jadi Entitas Sendiri
Terakhir, nasabah UMKM yang dinilai feasible dan juga bankable. Untuk segmen ini, Koko mengaku, perusahaan tidak ambil pusing, dengan memberikan opsi pembiayaan komersial.
"Ini tidak perlu kita pikirkan, karena secara teknis sudah memiliki kemampuan untuk memenuhi syarat-syarat perbankan," katanya.
Koko melaporkan, rasio pembiayaan BSI ke segmen UMKM terus mengalami pertumbuhan. Tercatat, hingga Desember 2021 prosi pembiayaan UMKM BSI mencapai 23,04 persen dari total pembiayaan, meningkat dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,37 persen.
"Ini akan terus kita tingkatkan sesuai dengan kebijakan RPIM yang dikeluarkan oleh PBI Nomor 23," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.