Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penggunaan Dompet Digital Kian Diminati?

Kompas.com - 01/04/2022, 08:08 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan transaksi pembayaran melalui dompet digital sangat diminati masyarakat belakangan ini khususnya kaum milenial.

Deal Street Asia melalui risetnya yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 UMKM di sejumlah provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa saat ini dompet digital (e-wallet) merupakan metode pembayaran kedua yang paling digemari, setelah uang tunai, oleh para konsumen bisnis UMKM masing-masing sebesar 25 persen dan 72 persen.

Sedangkan bagi pelaku UMKM sendiri, penggunaan dompet digital dianggap lebih nyaman ketimbang penggunaan layanan perbankan tradisional.

Baca juga: Jadi Sasaran Kejahatan Siber, Masyarakat Mesti Paham Cara Aman Gunakan Dompet Digital

Chief of Executive Officer Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai kecepatan pengadopsian jenis transaksi elektronik di tengah masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota tier 1 tidak sama cepatnya dengan penduduk di wilayah lainnya.

"Kenapa tidak sama? Karena teknologi serta infrastrukturnya sangat berpengaruh, misalnya dalam hal kepemilikan dan penggunaan ponsel pintar, jelas tentu berbeda mana yang memiliki tingkat literasi yang bagus dan yang tidak," ujar Eddi dalam siaran persnya dikutip Kompas.com, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Ultra Voucer Gandeng OVO Mudahkan Transaksi Top Up Dompet Digital

Dia menjelaskan dalam perspektif investor, besaran keuntungan yang didapatkan dari layanan pembayaran sangatlah kecil atau bahkan hampir nihil.

Namun menyadari bahwa layanan ini adalah kebutuhan sehari-hari, maka menjadi langkah yang tepat untuk menumbuhkan basis pelanggan.

Baca juga: Sering Pakai Dompet Digital? Waspada Modus Penipuan Ini

Ekosistem LinkAja

Sementara itu, PLT CEO LinkAja Wibawa Prasetyawan menilai salah satu alasan mengapa dompet digital lebih disukai khususnya untuk UMKM adalah karena penggunaan dompet digital memudahkan dalam pengadaan barang, penanganan transaksi dengan pelanggan, serta transfer uang dengan beban biaya yang lebih efisien dibanding penggunaan layanan bank.

Menyadari akan adanya peningkatan potensi penggunaan layanan keuangan digital membuat LinkAja semakin memperkuat dukungannya dalam memfasilitasi kebutuhan kedua sisi sekaligus, yaitu merchant dan konsumen di dalam suatu ekosistem rantai pasok yang merupakan mitra bisnis LinkAja.

LinkAja Syariah

Apalagi saat ini, kata dia, LinkAja tengah memfasilitasi transaksi keuangan digital di dalam ekosistem rantai pasok pada bisnis DigiPOS (Telkomsel), Sampoerna Retail Community (SRC), dan akan mereplikasikannya ke sejumlah ekosistem mitra strategis lainnya, terutama rantai pasok BUMN.

“Dengan berfokus pada ekosistem tersebut, kami yakin bisa mewujudkan unit economics yang baik. Dalam beberapa bulan terakhir saja, kami melihat adanya peningkatan pada Customer Lifetime Value (CLV) dan penurunan Customer Acquisition Cost (CAC)," jelasnya.

"Lalu, dengan menjadi penghubung antara merchant dan pelanggan, LinkAja tidak hanya memfasilitasi aktivitas transaksinya saja, tetapi juga memungkinkan principal untuk bisa mengetahui lebih jauh tentang para merchantnya, misalnya KYC dan kemampuan finansialnya. Hal ini akan memungkinkan LinkAja untuk memperluas fasilitas layanannya berupa pembiayaan," sambung dia.

Wibawa Prasetya menambahkan, upaya untuk merangkul lebih banyak konsumen dan pelaku UMKM membuat LinkAja harus lebih jeli dalam melihat potensinya yang tersebar luas di lingkup masyarakat yang berdomisili di wilayah tier 2 dan tier 3.

Salah satu keunikan dari golongan masyarakat ini adalah ketertarikannya yang tinggi terhadap layanan keuangan syariah, sehingga LinkAja berinisiatif untuk menyediakan layanan LinkAja Syariah dan sekaligus menjadi yang perdana di Indonesia untuk segmen ini.

Hingga kuartal akhir 2021, LinkAja Syariah memperlihatkan pertumbuhan yang sehat dan menjanjikan.

“Kami melihat CLV yang jauh lebih besar pada layanan LinkAja Syariah, bahkan jauh melebihi layanan LinkAja reguler," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com