Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi FMCBG Kedua G20: Rusia-Ukraina Hadir, AS hingga Inggris "Walkout"

Kompas.com - 21/04/2022, 09:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS com - Pertemuan Kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (2nd FMCBG Meeting) negara-negara G20 menjadi catatan tersendiri bagi Indonesia maupun 20 negara anggotanya.

Dalam forum tersebut, negara-negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, hingga Inggris keluar (walkout) dari ruang sidang ketika Rusia berbicara pandangannya mengenai isu-isu global yang menjadi topik penting.

Aksi protes negara itu terjadi ketika Indonesia sebagai pemimpin negara G20 tahun 2022 sudah mengundang Ukraina sebagai negara undangan. Ukraina memang tidak masuk dalam jajaran negara anggota G20.

Baca juga: Bank Dunia Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 3,2 Persen, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Rusia Tetap hadir

Terlepas dari banyaknya boikot agar Rusia tak hadir, negeri Beruang Merah itu tetap menampakkan batang hidungnya di forum G20. Indonesia sendiri memang menyatakan, Rusia tetap anggota G20 sehingga memiliki hak untuk menghadiri pertemuan bergensi itu.

"Kami tidak memiliki kapasitas untuk tidak mengundang (anggota mana pun). Sebagai presiden, Indonesia telah mengundang semua anggota," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan, Wempi Saputra, beberapa waktu lalu.

Kehadiran Rusia diwakili langsung oleh Menteri Keuangannya, Anton Siluanov. Pada satu pekan sebelum pertemuan berlangsung, Indonesia sudah mengonfirmasi bahwa Rusia akan menghadiri pertemuan secara virtual.

AS hingga Inggris walkout

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers 2nd FMCBG Meeting membenarkan bahwa ada beberapa negara barat yang keluar dari ruang sidang saat Rusia berbicara.

Namun, keluarnya negara-negara barat dari ruang sidang saat pertemuan bukanlah kejutan. Dia memahami sebelum digelarnya sidang, negara barat sudah mengancam akan keluar jika Rusia menghadiri pertemuan.

"Kami memahami bahwa ada beberapa skenario bagaimana negara G7+ akan merespon kehadiran pertama kali Rusia dan pada saat Rusia intervensi/berbicara. Jadi ini bukan kejutan bagi kami," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers 2nd FMCBG Meeting, Kamis dini hari, (21/4/2022).

Baca juga: Sandiaga Uno: G20 Akan Terasa Besar Dampaknya jika Banyak Side Events

Kendati demikian, Sri Mulyani menyatakan, sidang tetap berjalan lancar. Walkout-nya negeri Paman Sam dan kawan-kawannya tidak mengurangi keefektifan forum G20 akibat konflik dan ketidaksepahaman anggota. Sebab, walkout dilakukan tanpa mendisrupsi sidang.

"Ini dilakukan tanpa mendisrupsi, dan dalam hal ini tanpa menciptakan permasalahan terhadap diskusi kita terkait substansi (forum) itu sendiri," ungkap dia.

Undang Ukraina

Wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, pertemuan kedua jalur keuangan tersebut berlangsung dalam situasi yang menantang ketika Rusia melawan Ukraina terus berlanjut dan dampaknya dirasakan oleh negara-negara di luar Eropa.

Tak heran, Indonesia sebagai presidensi G20 turut mengundang beberapa negara undangan dan lembaga internasional. Sri Mulyani pun mengakui, Ukraina hadir dalam pertemuan kedua yang berlangsung pada Rabu (20/4/2022).

"Pertemuan tersebut dihadiri oleh anggota G20 dan negara undangan termasuk Ukraina, serta organisasi internasional dan regional," jelas dia.

Pertemuan antara Rusia dan Ukraina dalam satu ruangan tak pelak membuat negara G20 membahas soal perang yang terjadi. Mereka mengutuk Rusia dan memintanya segera menghentikan perang.

Menurut mereka, perang adalah jalan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan. Beberapa negara anggota lainnya juga prihatin atas dampak ekonomi akibat perguliran sanksi negara-negara barat, yakni AS dengan Eropa.

Perang akan menghambat proses pemulihan ekonomi yang baru akan berkelanjutan, meningkatkan kekhawatiran terkait ketahanan pangan global dan makin tingginya harga komoditas energi.

"Negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan akan sangat terpengaruh karena mereka sudah menghadapi tantangan, antara lain, ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Tengah Jadi Sorotan, Apa Saja Tugas Maudy Ayunda sebagai Jubir Presidensi G20?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com