JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (22/4/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada level 7.283,17 atau naik 6,98 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.276,19.
Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 147 saham di zona merah. Sedangkan 220 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 1,4 juta miliar saham.
Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,9 persen, Nikkei 1,9 persen, dan Strait Times naik 0,19 persen. Sementara itu, Shanghai Komposit menguat 0,1 persen.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Wall Street pagi ini ditutup merah dengan penurunan S&P 500 sebesar 1,4 persen, Nasdaq Komposit 2,07 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 2,07 persen.
Sebelumnya, Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, hari ini IHSG akan menguat, ditopang oleh kinerja kuartalan dari perbankan big caps, seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
“Hari ini IHSG masih naik terbatas karena ada pola triangle, dan pergerakannya masih didukung oleh laporan keuangan dari saham – saham perbankan big caps,” kata Andri kepada Kompas.com.
Baca juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Tembus 7.748 Selama Ramadhan, Saham Apa Saja yang Bisa Jadi Pilihan?
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.05 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.365 per dollar AS, atau turun 21 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.344 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen pidato Gubernur The Fed yang mengonfirmasi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada rapat moneter the Fed di bulan Mei.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini setelah pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell. Akibat pernyataan tersebut, yield obligasi pemerintah AS, dan indeks dollar AS kembali naik," kata Ariston kepada Kompas.com.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.