Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran IFEX 2022 Resmi Digelar, Diharap Jadi Acuan Industri Furnitur Global

Kompas.com - 19/08/2022, 06:13 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo kembali menyelenggarakan pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022.

Adapun IFEX 2022 yang diselenggarakan hingga 21 Agustus 2022 ini merupakan pameran industri terbesar yang rutin diselenggarakan.

Setelah sempat absen diselenggarakan secara offline, tahun ini IFEX kembali hadir secara langsung bagi buyers dan visitors internasional.

Baca juga: IFEX 2022, Ajang Produsen Mebel dan Kerajinan Lokal Gaet Buyers Internasional

Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung mengatakan, pameran tahun ini diikuti oleh lebih dari 250 peserta pameran dan mencatatkan 3.500 buyers teregistrasi.

“Salah satu hal yang dapat mendukung peningkatan nilai ekspor kita adalah melalui promosi dan pameran. IFEX 2022 merupakan acara unggulan Indonesia dan showroom internasional untuk industri furnitur,” ujar Daswar Marpaung saat pembukaan, dikutip Kompas.com lewat siaran resminya, Jumat (19/8/2022).

Baca juga: Lewat Program Pendampingan, Kemendag Perluas Ekspor Furnitur Jateng sampai ke UEA

Lebih lanjut dia mengatakan, selain secara offline, IFEX 2022 juga diselenggarakan secara online melalui melalui platform www.ifexindonesia.com.

HIMKI dan Dyandra Promosindo berkomitmen untuk mendukung furnitur dan kerajinan Indonesia dan memperkenalkannya ke pasar global.

Sejak awal, lanjut dia, IFEX telah menjadi tolak ukur dan perkembangan industri furnitur dan kerajinan Tanah Air dan menjadi acuan bagi para pelaku industri global.

Baca juga: Bisakah Industri Mebel Indonesia Jadi Nomor Satu di Dunia?

IFEX 2022, ajang promosi kualitas produk furnitur RI

Di sisi lain, para pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia terus berusaha menghadirkan produk-produk terbaik kepada konsumen dalam dan luar negeri.

Sementara itu, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menyatakan penyelenggaraan pameran IFEX merupakan upaya HIMKI untuk menunjukkan kualitas produk-produk furnitur dan kerajinan Indonesia ke publik.

Ia menuturkan, di tengah kondisi pandemi, industri mebel dan kerajinan masih menunjukkan kinerja yang cukup bagus.

“Pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mencapai angka yang signifikan. Pertumbuhan ekspor mebel mencapai 32 persen dan kerajinan mencapai 16 persen dengan rata-rata kenaikan keduanya mencapai 27 persen,” ujar Abdul Sobur.

Dia juga mengatakan, pertumbuhan ekspor industri mebel pada 2021 merupakan pertumbuhan terbesar dalam 10 tahun terakhir.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, ia mengatakan para pelaku industri membutuhkan bantuan dan dukungan pemerintah dalam hal kebijakan, khususnya terkait kewajiban Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Baca juga: Furnitur Indonesia Bersertifikat SVLK Ludes di Swedia

 

Tanggapan Menteri Perindustrian soal SVLK

Hal ini juga diamini oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menteri Agus mengatakan SVLK ditujukan untuk menjaga aspek kelestarian lingkungan dan lacak balak bahan baku (sustainability and traceability) pada produk kayu. Aspek sustainability dan traceability sekarang ini mendapat perhatian besar dan bahkan menjadi syarat di pasar global.

Di sisi lain, ia mengatakan pemberlakuan SVLK wajib di industri hilir dipandang kurang relevan dan melahirkan hight cost economy di industri hilir kayu (industri furnitur dan kerajinan).

"Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan berbagai langkah dan dukungan terhadap upaya pemecahan isu-isu terkait pengembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia," kata dia.

Agus menilai dengan adanya pameran International Furniture Expo (IFEX) telah terbukti membawa efek positif sangat besar terhadap industri furnitur dan kerajinan Indonesia, sehingga pasar furnitur dan kerajinan Indonesia bisa terus berkembang.

Di tengah pandemi, industri ini masih bisa menunjukkan performa yang cukup baik.

“Saya optimis bahwa pulihnya belanja masyarakat akhir-akhir ini akan mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik untuk tujuan ekspor maupun konsumsi domestik. Optimisme ini cukup beralasan mengingat kinerja ekspor industri furniture pada tahun 2021 mencapai nilai 2,5 miliar dollar AS,” katanya.

Ia menyatakan bahwa pertumbuhan konsumsi furnitur global juga semestinya menjadi momentum dan peluang bagi industri furnitur dan kerajinan dalam negeri untuk meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan hasil kajian Centre for Industrial Studies (CSIL), konsumsi furnitur global pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh sebesar 3,9 persen.

Hasil studi CSIL ini diperkuat oleh Consumer Market Outlook yang dikeluarkan oleh Statista yang memperkirakan pendapatan industri furnitur global akan terus meningkat secara konsisten dari 1,3 triliun dollar AS pada tahun 2020 ke 1,6 triliun dollar AS pada tahun 2025.

“Secara lugas dan jelas kita dapat menangkap adanya optimisme global terhadap industri furnitur. Karena itu, industri furnitur dalam negeri kita tidak boleh kalah dan harus segera menangkap peluang ini,” tegas Agus Gumiwang.

Ia menyatakan aksi afirmatif pemerintah untuk mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri juga mesti menjadi momentum bagi industri furnitur dan kerajinan untuk meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com