Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terdepresiasi 4,27 Persen, BI: Lebih Baik dari Mata Uang India, Malaysia, dan Thailand

Kompas.com - 24/08/2022, 06:28 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan akhir 2021.

Kendati demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, depresiasi rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 6,92 persen, Malaysia 7,13 persen, dan Thailand 7,38 persen.

Menurutnya, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi lantaran kebijakan yang ditempuh oleh BI.

Baca juga: Bank DBS Indonesia Incar 40 Persen Tabungan dan Deposito Nasabah Masuk ke Produk Investasi

"Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," ujarnya saat konferensi pers, Selasa (23/8/2022).

Kestabilan mata uang Garuda ini, kata dia, tercermin dari nilai tukar pada 22 Agustus 2022 yang menguat secara rerata sebesar 0,94 persen, meskipun terdepresiasi 0,37 peresen dibandingkan akhir Juli 2022.

Dia menambahkan, perkembangan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, terjaganya pasokan valas domestik, dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dia menyebut, aliran investasi portofolio berangsur kembali masuk ke pasar keuangan domestik di mana pada 15-19 Agustus 2022 tercatat net inflow sebesar 1,6 miliar dollar AS. Setelah sebelumnya mencatat net outflow sebesar 2,1 miliar dollar AS pada Juli 2022.

Baca juga: Melesat Tinggi, Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp 35,5 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com