Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate Naik, Perbankan Bakal Kerek Bunga Pinjaman? Ini Kata Ekonom

Kompas.com - 24/08/2022, 17:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dan Co-founder Institute of Social, Economic, and Digital (ISED) Ryan Kiryanto menilai, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) hanya akan berpengaruh sedikit terhadap suku bunga kredit perbankan.

Pasalnya, kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) kemarin tidak besar yaitu hanya 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.

"Kenaikan BI7DRR hanya 25 bps mengindikasikan kalau pun terjadi penyesuaian suku bunga perbankan dan pembiayaan, maka kemungkinan besaran kenaikannya tidak terlalu besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Suku Bunga BI Naik, Sinyal Kuat Kenaikan Harga BBM Subsidi

Selain itu, penyesuaian suku bunga di sektor keuangan tidak akan serentak lantaran kondisi likuiditas setiap bank dan lembaga pembiayaan berbeda satu sama lain.

Sebab, perbankan dan lembaga pembiayaan harus mempertimbangkan keberlangsungan usaha mereka dan keberlangsungan usaha para mitra usahanya dalam jangka panjang.

"Business sustainability dan long term relationships menjadi pertimbangan penting sebelum langkah penyesuaian suku bunga dilakukan," jelas Ryan.

Kenaikan BI rate tepat waktu dan antisipatif

Menurut Ryan, keputusan BI menaikkan suku bunga acuan di bulan ini merupakan langkah yang tepat waktu dan antisipatif.

Pasalnya, kenaikan ini dilakukan di saat isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tengah memanas. Pemerintah juga tengah menghitung besaran harga BBM subsidi dan mengkaji dampaknya ke perekonomian.

Ryan menjelaskan, kenaikan BI rate ini sebagai langkah mengantisipasi kemungkinan tingginya ekspektasi inflasi inti sebagai dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga BBM nonsubsidi dan inflasi volatile food.

Tak hanya itu, besaran kenaikan BI rate yang relatif rendah ini juga dinilai logis dan dapat diterima oleh banyak pihak.

"(Kenaikan BI rate 25 bps) secara keseluruha merupakan keputusan yang timely atau tepat waktu dan antisipatif," kata Ryan.

Selama ini sikap BI sebagai bank sentral selalu berada di pasar dan berupaya untuk selalu mendahului atau ahead the curve yang mencirikan sikap kehati-hatian, antisipatif, dan forward looking.

Dengan demikian, menurut dia, pengambilan keputusan kenaikan BI rate betul-betul didasarkan pada asesmen faktor domestik dan global yang terjadi di masa lalu, sekarang, dan perkiraan yang akan datang.

Baca juga: Mitigasi Kenaikan Inflasi akibat Harga BBM, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Menjadi 3,75 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Whats New
Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27,5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27,5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Whats New
Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Whats New
Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti 'Fit and Proper Test' di DPR

Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti "Fit and Proper Test" di DPR

Whats New
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Whats New
Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Whats New
26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Whats New
Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Whats New
Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Whats New
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com