Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Membaik dan Ada Intervensi BI, Rupiah Diprediksi Segera Menguat

Kompas.com - 29/09/2022, 15:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS selama sepekan terakhir terus tertekan. Bahkan, sampai dengan perdagangan Kamis (29/9/2022) hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot berada pada kisaran Rp 15.250 per dollar AS.

Namun demikian, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, tren pelemahan tersebut sifatnya sementara. Dalam jangka waktu menengah, rupiah diproyeksi mampu menguat, bahkan kembali ke level di bawah Rp 15.000 per dollar AS.

Menurutnya, potensi penguatan tersebut didukung oleh langkah stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan Bank Indonesia (BI), dengan melakukan 'triple intervention', yakni intervensi pada domestic non-delivery (DNDF), pasar spot, dan surat berharga negara (SBN).

Baca juga: Menguat, Rupiah Siang di Bawah Level Rp 15.250 Per Dollar AS

Pada saat bersamaan, bank sentral juga melakukan operation twist. Melalui operasi ini, BI menjual SBN dengan tenor pendek dengan tujuan meningkatkan imbal hasilnya, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.

"Di tengah sentimen negatif di pasar keuangan global tersebut, Bank Indonesia tetap berada di pasar," kata Josua, kepada Kompas.com, Kamis (29/9/2022).

Untuk melengkapi operasi pasar tersebut, BI juga diproyeksi kembali mengkerek suku bunga acuannya pada pertemuan mendatang. Bukan hanya untuk menjaga nilai tukar rupiah, pengetatan kebijakan moneter akan dilakukan untuk meredam laju inflasi.

"Bank Indonesia juga berpotensi untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya," ujar Josua.

Baca juga: Resesi Global di Depan Mata, Waktunya Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai?

 


Selain itu, Josua menilai, kondisi fundamental Indonesia saat ini masih terjaga dengan baik. Sentimen ini juga diproyeksi mampu membawa rupiah menguat ke depan.

Baiknya kondisi fundamental RI tercermin dari ekspektasi neraca transaksi berjalan yang masih berpotensi kembali surplus pada kuartal III-2022. Ini ditopang oleh kinerja ekspor yang cukup solid terutama ekspor batu bara.

Surplus neraca transaksi berjalan itu diharapkan akan mendorong posisi transaksi berjalan dalam keadaan yang sehat sehingga akan mendukung terjaganya keseimbangan supply dan demand valas di dalam negeri.

"Oleh sebab itu mempertimbangkan faktor fundamentalnya, rupiah diperkirakan berpotensi untuk menguat kembali di bawah level 15.000 per dollar pada akhir tahun 2022 ini," ucap Josua.

Baca juga: Resesi Global Mengancam, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Sudah Pulih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com