JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyiapkan ikan kerapu bebek sebagai komoditas unggulan ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Hal ini karena besarnya potensi budidaya kerapu di wilayah itu, tetapi produktivitasnya dinilai belum optimal.
"Kami akan mengupayakan bagaimana Anambas ini menjadi wilayah yang memiliki kekuatan khususnya di sektor budidaya kerapu. Ada kerapu yang punya nilai tinggi, yaitu kerapu bebek dan kerapu sunu. Ini harus menjadi champion di sini," ungkap Trenggono dalam siaran pers, dikutip Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Buah Manis Uji Coba Komersial Motor Listrik
Ia menambahkan, budidaya pembesaran kerapu di Kepulauan Anambas paling banyak ditemui di Kecamatan Siantan Tengah.
Total area budidaya mencapai 1,5 hektar dari potensi yang ada seluas 700 hektar. Volume produksinya dinilai belum optimal baru 80 ton per tahun.
Trenggono menyebut, sebagian besar pembudidaya masih mengandalkan cara budidaya secara tradisional menggunakan keramba jaring tancap.
Kendati demikian, perputaran uang yang dihasilkan terbilang besar mencapai Rp 10 miliar per tahun. Adapun, ikan kerapu hasil budidaya Anambas sudah menembus pasar ekspor ke Hongkong.
Baca juga: ICAO Puji Indonesia Saat di Negara Lain Banyak Maskapai Tutup
"Potensinya sangat besar sekali. Tadi kendala yang disampaikan itu soal benih dan pakan. Kami akan upayakan solusinya sesegera mungkin. Tadi saya sudah minta ke jajaran untuk dibangun balai di sini agar benih mudah didapat, begitu juga dengan pakan. Itu adalah dua hal yang paling penting yang harus ada di sini," ungkap dia.
Sementara itu, Bupati Anambas Abdul Haris menyampaikan upaya yang tengah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas para pembudidaya kerapu. Salah satunya, dengan menggandeng perguruan tinggi untuk menghasilkan pakan buatan berbahan nabati.
"Alhamdulillah ada rencana pembangunan balai benih, ini sangat baik sekali untuk pembudidaya kerapu di sini. Tadi kami juga sudah berbincang soal pakan. ITB itu bisa membuat pelet nabati untuk makan ikan air tawar maupun ikan air laut," ucap dia.
"Ini kami terus tindaklajuti, kerja sama ini mudah-mudahan bisa kita lakukan dan wujudkan sebagai solusi mengurangi penggunaan makanan dari ikan rucah," pungkas dia.
Baca juga: Rupiah Sempat Tembus Rp 15.500, Gubernur BI: Kami Terus Intervensi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.