Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Kerapu Bebek Bakal Jadi Komoditas Unggulan Ekspor

Kompas.com - 20/10/2022, 06:59 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyiapkan ikan kerapu bebek sebagai komoditas unggulan ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

Hal ini karena besarnya potensi budidaya kerapu di wilayah itu, tetapi produktivitasnya dinilai belum optimal.

"Kami akan mengupayakan bagaimana Anambas ini menjadi wilayah yang memiliki kekuatan khususnya di sektor budidaya kerapu. Ada kerapu yang punya nilai tinggi, yaitu kerapu bebek dan kerapu sunu. Ini harus menjadi champion di sini," ungkap Trenggono dalam siaran pers, dikutip Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Buah Manis Uji Coba Komersial Motor Listrik

Ia menambahkan, budidaya pembesaran kerapu di Kepulauan Anambas paling banyak ditemui di Kecamatan Siantan Tengah.

Total area budidaya mencapai 1,5 hektar dari potensi yang ada seluas 700 hektar. Volume produksinya dinilai belum optimal baru 80 ton per tahun.

Trenggono menyebut, sebagian besar pembudidaya masih mengandalkan cara budidaya secara tradisional menggunakan keramba jaring tancap.

Kendati demikian, perputaran uang yang dihasilkan terbilang besar mencapai Rp 10 miliar per tahun. Adapun, ikan kerapu hasil budidaya Anambas sudah menembus pasar ekspor ke Hongkong.

Baca juga: ICAO Puji Indonesia Saat di Negara Lain Banyak Maskapai Tutup


"Potensinya sangat besar sekali. Tadi kendala yang disampaikan itu soal benih dan pakan. Kami akan upayakan solusinya sesegera mungkin. Tadi saya sudah minta ke jajaran untuk dibangun balai di sini agar benih mudah didapat, begitu juga dengan pakan. Itu adalah dua hal yang paling penting yang harus ada di sini," ungkap dia.

Sementara itu, Bupati Anambas Abdul Haris menyampaikan upaya yang tengah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas para pembudidaya kerapu. Salah satunya, dengan menggandeng perguruan tinggi untuk menghasilkan pakan buatan berbahan nabati.

"Alhamdulillah ada rencana pembangunan balai benih, ini sangat baik sekali untuk pembudidaya kerapu di sini. Tadi kami juga sudah berbincang soal pakan. ITB itu bisa membuat pelet nabati untuk makan ikan air tawar maupun ikan air laut," ucap dia.

"Ini kami terus tindaklajuti, kerja sama ini mudah-mudahan bisa kita lakukan dan wujudkan sebagai solusi mengurangi penggunaan makanan dari ikan rucah," pungkas dia.

Baca juga: Rupiah Sempat Tembus Rp 15.500, Gubernur BI: Kami Terus Intervensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com