NUSA DUA, KOMPAS.com - Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) mengapresiasi komitmen Indonesia untuk memulihkan industri penerbangan nasional.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden ICAO, Salvatore Sciacchitano, dalam Dialog Penerbangan (Aviation Dialogue) bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery”, di Nusa Dua, Bali.
Salvatore mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 untuk industri penerbangan sangat luar biasa, tercermin dari jumlah penumpang per tahun yang melakukan perjalanan dengan pesawat turun sekitar 60 persen.
Baca juga: Rupiah Sempat Tembus Rp 15.500, Gubernur BI: Kami Terus Intervensi
Hal itu kemudian membuat banyak maskapai kesulitan keuangan, bahkan sejumlah di antaranya akhirnya bangkrut dan berhenti beroperasi.
“Di negara lain banyak maskapai yang tutup, tetapi pemerintah Indonesia di sini memberikan dukungan penuh dan hadir dalam mengupayakan pemulihan,” kata Salvatore dalam keterangan yang diterima Kompas.com, dikutip Rabu (19/10/2022).
Melihat fakta tersebut, ICAO mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mendukung pemulihan industri penerbangan nasional.
“Hal ini yang membuat saya datang ke sini. Bahwa peran Indonesia untuk membawa isu penerbangan menjadi perhatian dalam kepemimpinan Indonesia pada G20,” ujar Salvatore.
Baca juga: Dukung Sport Tourism, Sandiaga: Perputaran Uang Tour de Bintan Capai Rp 7,3 Miliar
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sektor penerbangan menjadi salah satu sektor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pemulihan industri penerbangan pascapandemi Covid-19.
“Saya mendorong forum ini mendiskusikan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri penerbangan terkait dengan pembiayaan dan leasing pesawat,” ujar Luhut.
Luhut menekankan empat prioritas utama yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan industri penerbangan, pertama yaitu mempercepat pemulihan konektivitas udara yang aman dan efisien untuk pariwisata, perdagangan.
Baca juga: Sudah Tahu Bank Tertua di Indonesia?
Kedua, melakukan pemulihan yang memperhatikan masa depan yang berkelanjutan dan memperhatikan isu lingkungan.
Ketiga, mendorong lebih banyak kerja sama antarnegara, lembaga keuangan, dan sektor swasta internasional. Keempat, memanfaatkan digitalisasi dan inovasi teknologi.
Baca juga: Viral Agen Asuransi Punya Penghasilan Rp 1 Miliar, Pengamat: Tidak Bisa Instan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.