Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebound, IHSG Kembali ke Level 7.000

Kompas.com - 11/11/2022, 09:50 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan Jumat (11/11/2022) hari ini dibuka melesat. Indeks saham nasional kembali ke level psikologis 7.000.

Melansir data RTI, IHSG dibuka menguat 93,68 poin atau 1,34 persen ke posisi 7.060,52. Setelah dibuka melesat, IHSG bergerak cenderung stagnan, di mana pada pukul 09.28 WIB menguat 70.80 poin atau 1,02 persen ke 7.037,64.

Statistik mencatat, mayoritas atau 286 saham menguat, 169 melemah, dan 189 lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 3,73 triliun dengan volume 9,83 miliar saham.

Tercatat 9 dari 11 indeks sektoral menguat, di mana sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 2,26 persen. Di sisi lain, sektor energi mencatat koreksi paling dalam, yakni sebesar 0,93 persen.

Penguatan IHSG mengekor bursa regional Asia yang kompak ditutup di zona hijau, di mana indeks Nikkei melesat 2,75 persen, Hang Seng Hong Kong melesat 5,21 persen, Shanghai Komposit naik 1,16 persen, dan Strait Times terapresiasi 1,55 persen.

Baca juga: IHSG Masih Berpotensi Tertekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Inflasi AS mereda, Wall Street melesat

Sebelumnya, indeks saham utama bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, kompak ditutup melesat pada sesi perdagangan Kamis (10/11/2022) waktu setempat. Indeks Dow Jones menguat 3,70 persen, S&P 500 melesat 5,54 persen, dan Nasdaq mencatat kenaikan paling tinggi, yakni 7,35 persen.

Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak tahun 2020. Investor menyambut baik data inflasi tahunan Negeri Paman Sam yang menunjukan adanya perlambatan.

Tercatat indeks harga konsumen AS pada Oktober lalu meningkat sebesar 7,7 persen secara tahunan. Meskipun masih tinggi, kenaikan itu lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2 persen, dan juga di bawah proyeksi analis di level 8 persen.

Kenaikan indeks aset berisiko itu diikuti dengan merosotnya tingkat imbal hasil atau yield obligasi AS. Data Investing menunjukan, yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun kini berada di bawah 4 persen, dan bergerak di kisaran 3,8 persen.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Saham UNTR, GOTO, hingga INDY Anjlok Lebih dari 5 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

Whats New
Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com