Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Kim Min-Seok, Sukses Jadi Konglomerat Berkat Lagu Baby Shark

Kompas.com - 16/11/2022, 09:49 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Jutaan anak di berbagai belahan dunia mungkin pernah mendengarkan atau menonton lagu Baby Shark. Banyak pula balita yang tak bosan-bosannya menonton di YouTube secara berulang-ulang.

Di balik kesuksesan lagu animasi keluarga hiu itu, ada peran sang penciptanya, yakni Kim Min-seok yang kini menjadi salah satu orang terkaya di Korea Selatan.

Baby Shark yang dalam Bahasa Indonesia berarti bayi hiu itu pertama kali dirilis pada tahun 2015. Lagu itu pula yang selama bertahun-tahun jadi salah satu video paling populer yang diputar di YouTube di seluruh dunia.

Video animasi ini juga berhasil mencetak sejarah di mana videonya ditonton lebih dari 10 miliar kali di YouTube pada awal 2022.

Baca juga: Uni Emirat Arab Bangun Kasino Judi Pertama

Dilansir dari The Sydney Morning Herald, perusahaan milik Kim Min-Seok, Pingfong, terus menambah daftar koleksi video animasi anak-anak, baik yang dijual secara langsung maupun diunggah di kanal YouTube.

Terbaru, Pingfong tengah bekerja sama dengan perusahaan animasi pembuat kartun SpongeBob SquarePants, Nickelodeon Animation, untuk membuat konten-konten animasi untuk orang dewasa, baik dalam bentuk video maupun komik digital.

“Daya saing kami terletak pada konten dan teknologi. Kami tertarik dengan produk dan bisnis yang menciptakan sinergi di antara keduanya," kata Kim Min-seok dalam sebuah wawancara di Seoul.

Pria yang kini berusia 40 tahun ini menjadi pengembang video animasi setelah lulus dari jurusan Teknik Kimia Universitas Yonsei. Awalnya, ia bekerja sebagai pengembang video game untuk Nexon Co sebelum kemudian berkarier di Samsung Publishing Co.

Baca juga: Berapa Harga Sepatu Jordan ORI di Indonesia Terbaru?

Di perusahaan yang didirikan kakeknya, ia membuat konten-konten berbahasa Inggris untuk segmen anak-anak.

Pada tahun 2010, Kim Min-Seok dan dua orang rekannya mendirikan Pingfong yang bisnisnya fokus pada produksi konten-konten pendidikan serta lagu untuk anak-anak.

Perusahaan ini mulai membesar setelah lagu Baby Shark meledak di YouTube. Lagu itu bahkan membuat Kim dan keluarganya kaya raya dari iklan YouTube.

Pinkfong saat ini bernilai sekitar 1 triliun won (1,1 miliar dollar AS) sesuai laporan media lokal, dan keluarga yang menjadi pemegang saham terbesar, menggenggam saham bernilai sekitar 400 juta dollar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Baca juga: Kereta Cepat Baru Balik Modal 38 Tahun, Versi Faisal Basri 138 Tahun

Pendapatan Pinkfong naik 4,8 persen menjadi 51 miliar won dalam sembilan bulan pertama tahun lalu. Berkat saluran YouTube dan 96 juta subscribernya, hampir 65 persen penontonnya berasal dari luar Korea Selatan.

Selain berencana IPO, Kim Min-Seok memiliki niat untuk membangun bisnis taman hiburan layaknya Disney.

“Saya ingin membuat taman hiburan yang bisa dinikmati keluarga bersama-sama. Disney sangat bagus dalam hal itu. Jika kami bertahan selama 10 atau 20 tahun, kami mungkin memiliki peluang yang lebih besar,” kata Kim Min-Seok.

Baca juga: Kala Jonan Tak Hadir Saat Jokowi Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Alasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com