Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita William, "Kaget" Temukan Ethereum Senilai Rp 9,8 Miliar di Akun E-mail Lamanya

Kompas.com - 22/11/2022, 11:54 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar aset kripto tengah meradang belakangan waktu ini. Namun ternyata di tengah kondisi pasar yang bearish, masih terdapat investor kripto yang mampu mencetak keuntungan besar.

Hal itu dialami oleh Chief Technology Officer (CTO) Indodax, William Sutanto, yang mengaku menemukan kembali kripto jenis Ethereum (ETH) di akun e-mail lamanya. Jumlah Ethereum yang ditemukan mencapai 500 koin atau setara sekitar Rp 9,8 miliar pada saat ini.

Awalnya, William tidak sadar dirinya pernah membeli Ethereum. Setelah mendengar kabar Co-Founder Ethereum, Vitalik Buterin menjual 3.000 ETH, ia iseng membuka e-mail lama yang digunakan saat awal masuk ke dunia kripto.

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Masih Anjlok Usai Kebangkrutan FTX

Saat mengecek e-mail lama, ternyata William sempat membeli presale Ethereum pada 2014 sebanyak 500 ETH yang masih tersimpan di wallet lama. Pada saat itu, Ia membeli aset kripto itu dengan harga di kisaran Rp 2 juta saja.

"Saya sangat terkejut dan baru teringat pernah memiliki total 500 Ethereum wallet yang sudah lama tidak pernah saya buka lagi dan menghabiskan waktu berjam jam untuk membukanya," kata dia, dalam keterangan resmi Indodax, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: FTX Bangkrut, Platform Transaksi Kripto di Indonesia Didorong Lakukan Audit Total

Lebih lanjut William bilang, kabar tersebut juga sebenarnya pertama kali diumumkan oleh sebuah akun Twitter bernama @lookonchain. Akun itu menyebutkan, seorang investor bernama williamsutanto telah menerima 500 Ethereum dari proses ICO.

"Alamat yang berpartisipasi dalam ICO Ethereum bangun setelah 7,3 tahun dormansi. Dia mendapat 500 ETH dolar AS (627.024 dolar AS) dan ditransfer ke williamsutanto," tulis akun @lookonchain.

"Dikonfirmasi! Setelah membaca @VitaliKButerin jual 3.000 ETH, saya iseng memeriksa email lama. Ternyata masih ada 500 ETH presale yang belum saya klaim," jawab William.

Baca juga: Pi Network Dipastikan Penyelenggara Kripto Ilegal, Kemendag Minta Masyarakat Hati-hati

 


Dengan melihat pengalamannya itu, William bilang, aset kripto bisa menjadi sebuah aset investasi masa depan.

Akan tetapi, investor perlu memilih token secara bijak dengan melakukan penelitian secara mendalam terlebih dahulu.

"Fokus pada investasi jangka panjang, mengamankan aset, memilih token dengan fundamental yang baik dan jelas sehingga bisa memprediksi masa depan kripto yang akan dibeli," ucapnya.

Baca juga: Muncul Wacana Pengawasan Aset Kripto Bakal Dialihkan ke OJK, Ini Respons Bappebti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com