Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Apa Itu "Low Employee Engagement"?

Kompas.com - 18/12/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Terlebih, tersiar kabar adanya masa gelap atau resesi di tahun 2023. Tentu untuk menyikapinya akan ada banyak perubahan yang terjadi pada perusahaan.

Tidak sedikit juga karyawan yang tidak siap menerima perubahan sehingga terjadi low employee engagement atau kinerja yang menurun.

Keadaan ini yang menjadi topik utama diskusi bersama Eza Hazami, Content Creator dan Employer Branding Specialist, dalam siniar Obsesif bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” yang dapat diakses melalui tautan berikut dik.si/ObsesifS7EP5.

Tanda yang paling terlihat dari kinerja karyawan yang menurun adalah kurangnya keterlibatan karyawan dalam pekerjaan. Secara perlahan mereka (karyawan) menarik dirinya dari perusahaan atau sebatas hanya mengerjakan bagian dari tugasnya.

Kendati begitu, pola bekerja yang berubah, seperti adanya work from home (WFH) atau konsep work life balance menjadi penyebab menurunnya antusiasme karyawan terhadap pekerjaan. Akibatnya, karyawan sulit beradaptasi atau malah terlena karena merasa berada di zona nyaman.

Baca juga: Representasi Cinta Lewat Sastra

Bisa saja perusahaan langsung menegur atau meminta kontribusi karyawan dalam pekerjaan. Akan tetapi, sebelum bertindak demikian, ada baiknya perusahaan memahami akar masalah mengapa karyawan mengalami penurunan kinerja pekerjaan.

Beberapa penyebab penurunan kinerja pekerjaan itu terkadang disebabkan oleh kurangnya pendidikan atau latar belakang karyawan dengan pekerjaan.

Bisa juga, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan kepada karyawan yang bersangkutan tidaklah tepat atau beban kerjanya berlebihan sehingga karyawan terbebani.

Untuk menyikapinya, perusahaan dapat memberikan pelatihan atau memberi beasiswa agar kualitas karyawan dapat meningkat dan mampu mengerjakan pekerjaan. Dalam konteks ini, perusahaan juga harus menerima bila karyawan mengajukan saran terkait dengan pekerjaan.

Lebih dari itu, perusahaan dapat memastikan karyawan memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan di tempat kerja dan pekerjaan yang mereka lakukan berdampak pada perusahaan.

Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.

Kemudian, penting bagi karyawan untuk memiliki hubungan bukan hanya antarkaryawan, melainkan juga dengan tempat kerja.

Bila perusahaan mengembangkan hubungan bukan sebatas karena pekerjaan, bukan tidak mungkin karyawan akan merasa bersemangat dalam bekerja dan berusaha meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus.

Oleh sebab itu, motivasi merupakan aspek penting bagi karyawan dalam bekerja. Jangan sampai karyawan kehilangan motivasi dan hanya sekadar menyelesaikan pekerjaan dan menerima upah.

Perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam proyek-proyek penting dan menawarkan penghargaan bila mereka mencapai target tertentu.

Dengan begitu, perusahaan meningkatkan motivasi dan memungkinkan keterlibatan karyawan dalam perkembangan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memotivasi karyawan secara alami, bukan dengan perintah.

Dengan menciptakan motivasi dari dalam diri, karyawan bisa terpantik motivasinya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan produktif untuk bekerja.

Selain itu, perusahaan juga dapat meminta para pemimpin untuk memberikan contoh perilaku yang tepat dan menginspirasi di lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang demikian diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk menjadi lebih sukses dan meningkatkan kinerja pekerjaan. Perilaku yang menginspirasi ini dapat dilakukan dengan membuka suara dan saran dari karyawan.

Baca juga: Kenapa Remaja Lebih Sering Merasa Cemas?

Kemudian, para pemimpin atau atasan dalam perusahaan tidak boleh melebarkan jarak dengan karyawan.

Dengan begitu, para karyawan akan merasa dihargai dan tidak akan menganggap dirinya sebagai roda penggerak perusahaan, melainkan bagian penting dari kesuksesan dan perkembangan perusahaan.

Dampaknya, kemungkinan besar kinerja pekerjaan karyawan akan meningkat dari pemikiran dan perasaan yang positif.

Akan tetapi, apakah low employee engagement hanyalah seputar kinerja pekerjaan karyawan dan perusahaan?

Dengarkan informasi lengkapnya yang didengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” di Spotify. Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/ObsesifS7EP5.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com