JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 1,7 persen di 2023. Proyeksi itu turun tajam dari laporan pada Juni 2022 lalu yang diperkirakan tumbuh 3 persen.
Mengutip laporan Bank Dunia 'Global Economic Prospects' edisi Januari 2023, Kamis (12/1/2023), perlambatan ekonomi global tahun ini dibayangi oleh risiko resesi akibat pandemi dan krisis keuangan global.
"Pertumbuhan global diperkirakan akan melambat tajam menjadi 1,7 persen pada 2023, menjadi laju pertumbuhan terlemah ketiga dalam hampir tiga dekade," tulis laporan tersebut.
Amerika Serikat (AS), China, dan kawasan euro yang merupakan bagian dari ekonomi terbesar di dunia, tengah mengalami periode pelemahan ekonomi, yang kemudian memperburuk tantangan ekonomi negara-negara berkembang.
Baca juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,8 Persen pada 2023
Kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang melambat, pengetatan likuiditas, dan utang yang berat cenderung melemahkan investasi dan memicu gagal bayar oleh perusahaan.
Lebih lanjut, Bank Dunia, mengingatkan bahwa guncangan negatif dari lonjakan inflasi, pengetatan kebijakan moneter, tekanan keuangan, pelemahan di negara ekonomi utama, dan meningkatnya ketegangan geopolitik dapat mendorong ekonomi global ke dalam resesi.
"Dalam waktu dekat, diperlukan upaya global yang mendesak untuk memitigasi risiko resesi global dan kesulitan utang di negara berkembang dan ekonomi berkembang," ungkap lembaga internasional itu.
Baca juga: FAO dan Bank Dunia Kompak Sebut Harga Beras RI Paling Mahal Se-ASEAN
Bank Dunia menyatakan, dengan kondisi ruang kebijakan yang terbatas saat ini, maka sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk memastikan bahwa setiap dukungan fiskal difokuskan pada kelompok rentan, ekspektasi inflasi tetap terjaga dengan baik, dan sistem keuangan tetap kuat.
"Kebijakan juga diperlukan untuk mendukung peningkatan besar dalam investasi di negara berkembang dan ekonomi berkembang, yang dapat membantu membalikkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang," tulis Bank Dunia dalam laporan itu.
Baca juga: Bank Dunia: Melambatnya Ekonomi China Tak Berdampak Signifikan ke Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.