Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Harga Beras Masih Mahal, Buwas Salahkan Oknum | Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi RI Jauh Lebih Tinggi

Kompas.com - 23/01/2023, 05:14 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Sudah Impor, tapi Beras Masih Mahal, Buwas Salahkan Oknum

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuding ada oknum yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal.

Oknum tersebut, baik pedagang beras maupun pegawai Bulog, sengaja menghalangi pedagang membeli beras langsung dari Bulog.

Buwas mengatakan Bulog menjual beras Rp 8.300 per kg, sehingga seharusnya beras tersebut dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.400.

Namun, penjual yang terhalangi membeli beras dari Bulog harus membeli beras dari oknum dengan harga di atas Rp 8.300 per kg. Hal ini membuat harga di tingkat konsumen mahal.

Selengkapnya simak di sini

2. Promo Pasang "Home Charging" Kendaraan Listrik, Harga Mulai Rp 850.000

Kabar baik bagi masyarakat yang ingin memasang home charging kendaraan listrik. Sebab PT PLN (Persero) sedang menebar promo Super Everyday.

Promo penyambungan baru (PB) untuk pengisian daya di rumah tersebut diberikan sebagai upaya mempercepat penggunaan kendaraan listrik dan infrastruktur ekosistemnya.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto mengatakan, promo ini dapat diikuti oleh semua golongan tarif pelanggan PLN.

Baca selengkapnya di sini

3. Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi RI Jauh Lebih Tinggi Dibandingkan Dunia yang "Nyungsep"

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia pada tahun 2022 diproyeksi tumbuh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi dunia.

Menurut dia hal itu tidak terlepas dari berbagai bantuan yang dianggarkan pemerintah melalui APBN di tengah tingginya gejolak perekonomian global.

Tahun 2022 memang menjadi tahun yang sulit bagi banyak negara di dunia. Melonjaknya harga berbagai komoditas akibat perang Rusia-Ukraina pada saat negara baru mencoba bangkit dari dampak pandemi Covid-19 menjadi penyebabnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com