Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Menguat Jauhi Level 15.000

Kompas.com - 04/04/2023, 09:27 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (4/4/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.04 WIB, IHSG berada pada level 6.843,87 atau naik 16,6 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.827,17.

Sebanyak 182 saham melaju di zona hijau dan 156 saham di zona merah. Sedangkan 214 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 522,5 miliar dengan volume 761,14 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Diproyeksi Masih Bisa Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Sahamnya

Bursa Asia mayoritas menguat dengan kenaikan Strait Times 0,5 persen, Nikkei 0,23 persen, dan Shanghai Komposit 0,08 persen. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong melemah 1,06 persen.

Wall Street pada penutupan perdagangan Senin mayoritas berakhir hijau, dimana Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,9 persen, dan S&P 500 bertambah 0,37 persen. Sementara itu, index acuan saham teknologi Nasdaq melemah 0,27 persen.

Sebelumnya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya, perkembangan pergerakan IHSG saat ini terlihat memiliki potensi kenaikan terbatas di tengah pasca rilis data perekonomian tingkat inflasi yang menunjukkan terjadinya deflasi serta jelang rilis data kinerja emiten secara kuartal I 2023.

“Selain itu adanya capital inflow yang mengalir deras masuk ke dalam pasar modal kita juga turut menopang kenaikan IHSG, sedangkan jika terjadi koreksi wajar maka momentum dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William Surya Wijaya dalam analisisnya.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.947 per dollar AS, atau naik 24 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.971 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang diperkirakan akan berhenti. Sementara itu, rilis data ekonomi AS yaitu data survei aktivitas manufaktur bulan Maret menunjukkan kontraksi atau perlambatan yang terendah dalam 3 tahun.

“Hasil yang kurang bagus ini memicu ekspektasi pasar bahwa the Fed kemungkinan akan menahan suku bunga AS dan mungkin mengakhiri kenaikannya dalam waktu dekat sehingga dollar AS bergerak melemah. Sementara itu, inflasi bulan Maret yang stabil dan cenderung turun, meningkatkan keyakinan pasar terhadap perekonomian Indonesia dan bisa membantu penguatan rupiah,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak menguat ke area support Rp 14.930 sampai dengan Rp 14.900 per dollar AS dengan potensi resisten pada kisaran Rp 15.000 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Diproyeksi Kembali Menguat Setelah Kemarin Ditutup di Bawah Level 15.000

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com