Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cucun Ahmad Syamsurijal
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Optimistis Ekonomi Indonesia 2024

Kompas.com - 15/06/2023, 15:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Para pembuat keputusan seperti ini cenderung menganggap enteng dan menganggap remeh semua risiko yang dihadapi.

Sedangkan sifat overconfidence berkaitan dengan sikap dan keyakinan yang berlebihan terhadap hasil yang akan diperoleh dari suatu rencana atau investasi.

Jika pembuat kebijakan yang overoptimistic memiliki keyakinan terhadap kemungkinan keberhasilan suatu proyek investasi maka pembuat keputusan yang overconfidence memiliki keyakinan yang berlebih terhadap besaran hasil yang akan diperoleh.

Pembuat keputusan jenis ini akan menilai semua program/investasi layak dikerjakan sehingga penilaiannya menjadi sangat tidak objektif.

Risiko tetap tinggi

Pascaterlepas dari pandemi Covid-19, risiko sistematik belumlah berkurang signifikan. Bahkan pascapandemi Covid-19 risiko ekonomi terasa semakin menantang.

Risiko geopolitik global malah semakin membesar seiring perang Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, bahkan semakin lebar dan dalam.

Setelah perang Rusia dan Ukraina, Sudan juga ikut bergejolak yang kemudian disusul oleh Serbia yang berperang dengan Kosovo.

Ibarat api dalam sekam, peperangan antarnegara masih bisa kembali meluas mengingat saat ini masih terdapat konflik yang bisa menciptakan peperangan baru yang berasal dari konflik masa lalu.

Konflik di Semenanjung Korea, Laut China Selatan, dan konflik antarnegara teluk menjadi deretan potensi peperangan yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global secara signifikan.

Pascaperang Rusia-Ukraina dan sederet pontensi konflik yang semakin meningkat, fragmentasi geopolitik menjadi sangat kuat.

Kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi teraliansi pada keleompok-kelompok negara tertentu yang notabene pendukung salah satu negara yang sedang berperang.

Kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi semakin terkotak-kotak dan tidak lagi didasarkan pada asas manfaat dan saling menguntungkan.

Selain risiko geopolitik global yang berujung pada fragmentasi dan aliansi ekonomi, risiko yang tidak kalah besar juga terjadi di sektor moneter dan keuangan.

Pengetatan moneter yang terjadi di Amerika Serikat sudah mencapai puncaknya dan mungkin akan stagnan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, pengetatan moneter akan merembet ke dalam sistem keuangan nasional.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com