Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjenbun Kementan Apresiasi Inovasi OPTIMAL-IPB: Pendataan Sawit Rakyat Jadi Lebih Presisi

Kompas.com - 27/06/2023, 13:49 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Perlu diketahui, OPTIMAL-IPB merupakan model pemetaan yang dirancang untuk dapat melakukan deteksi objek kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi dengan berbasis pada model deep learning.

 

Dengan adanya OPTIMAL-IPB, Heru berharap pendataan dan pemetaan sawit rakyat dapat semakin terintegrasi, update dan terdata secara menyeluruh.

Kelapa sawit komoditas unggulan dan tantangan perkebunan kelapa sawit rakyat

Profesor (Prof) Ernan Rustiadi selaku inovator OPTIMAL-IPB mengatakan, kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang menjadi salah satu sumber devisa penting bagi Indonesia.

“Hingga kini, Indonesia masih merupakan negara produsen terbesar kelapa sawit dunia.” kata dia yang juga hadir saat launching Hasil Penelitian Unggulan IPB, Sawit 4.0.

Prof Ernan menambahkan, dengan produktivitas dan harga minyak sawit yang kompetitif, tanaman kelapa sawit tidak hanya dibudidayakan oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh masyarakat.

Saat ini, kata dia, luas perkebunan kelapa sawit rakyat telah mencapai 40 persen dari total luas kebun kelapa sawit nasional.

Lebih lanjut, Prof Ernan mengatakan, kampanye hitam khususnya terkait isu-isu sosial dan lingkungan masih menerpa daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar dunia.

Baca juga: Akselerasi Target Peremajaan Sawit Rakyat, Mentan Lepas Gugus Tugas Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun

Ia mengatakan, perusahaan-perusahaan besar produsen kelapa sawit secara bertahap mulai menerapkan standar Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk memperbaiki tata kelola perkebunan mereka.

“Akan tetapi hal ini masih sulit untuk diterapkan di perkebunan kelapa sawit rakyat dengan jumlah petani yang banyak dan berskala kecil. Karena itu, perbaikan tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia,” imbuhnya.

Prof Ernan menjelaskan, perkebunan kelapa sawit rakyat memiliki beberapa tantangan utama, seperti perlunya mengoptimalkan produktivitas atau pola budidaya, input pertanian terbatas, varietas tanaman beragam, umur tanaman relatif tua, penanaman di lahan yang belum sesuai dan sebagainya.

Pemerintah pun, kata dia, telah berupaya merancang berbagai program untuk meningkatkan tata kelola perkebunan sawit rakyat. Namun dalam implementasinya perlu dimaksimalkan kembali.

Tidak hanya itu, Prof Ernan mengatakan, pemerintah jgua perlu basis data yang lengkap dan akurat terkait sebaran perkebunan kelapa sawit rakyat.

Karena itu, Prof Ernan menekankan, basis data spasial perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi kunci untuk memastikan bahwa program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, sesuai ketentuan dengan berlaku dan tepat guna.

Baca juga: Dukung Pencapaian Peremajaan Sawit Rakyat, Dirjenbun: Sawit sebagai Salah Satu Penopang Devisa Negara

Tepat guna yang dimaksud, yaitu data tidak diberikan kepada perkebunan sawit rakyat di kawasan hutan, kawasan lindung ataupun lahan-lahan yang tidak sesuai.

Prof Ernan mengatakan, pemetaan perkebunan kelapa sawit rakyat juga memiliki tantangan tersendiri karena karakteristiknya yang rata-rata berukuran kecil, tersebar, dan terfragmentasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com