BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan MITSUBISHI ELECTRIC INDONESIA

Alasan Konsep Smart Factory Berbasis IoT Penting Diterapkan Pelaku Industri

Kompas.com - 28/06/2023, 15:49 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di era industri 4.0, penggunaan teknologi yang dilengkapi dengan internet of things (IoT) dan artificial intelligent (AI) sudah menjadi sebuah acuan untuk mewujudkan konsep smart factory.

Penerapan teknologi tersebut antara lain meliputi full automation, big data collecting, serta visualisasi dan database atau cloud. Dengan penerapan teknologi ini, efisiensi proses produksi di manufaktur dapat tercapai.

Smart factory sendiri adalah konsep manufaktur yang berfokus pada respons real-time dalam menghasilkan data-data pada pabrik dengan mengedepankan full automation dan optimization.

Berdasarkan informasi dari laman mitsubishielectric.co.id, penerapan smart factory memiliki sejumlah manfaat bagi pelaku industri manufaktur. Pelaku industri dapat semakin mengoptimalkan proses produksinya sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.

Dalam proses produksi di smart factory, operator pabrik dapat memantau secara real-time status data pada mesin produksi. yang saling terintegrasi.

Tak hanya itu, operator juga dapat menganalisis data-data tersebut secara langsung. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan secara cepat dan akurat. Misalnya, terkait perawatan mesin.

Dengan begitu, kegagalan dan down-time pada proses produksi dapat diminimalkan sehingga bisa menekan biaya produksi tidak terduga.

Untuk diketahui, sebelum menerapkan konsep smart factory, umumnya data-data produksi yang digunakan untuk menganalisis kinerja produksi pada pabrik ditarik secara manual.

Proses tersebut seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama lantaran berbagai device yang dihadirkan tidak terintegrasi. Alhasil, pengambilan keputusan juga menjadi berjalan lebih lama.

Selain itu, karena diunduh secara manual, data-data di pabrik rawan mengalami kebocoran. Hal itu pun dapat menjadi celah bagi pihak tak bertanggung jawab untuk mendapatkan berbagai informasi, mulai dari production line, data pribadi karyawan, dan data perusahaan.

Solusi smart factory lewat e-F@ctory Starter Package

Meski berperan penting dalam menunjang optimasi proses produksi, smart factory pada sejumlah pabrik masih belum sepenuhnya diterapkan. Pasalnya, pengimplementasian sistem tersebut membutuhkan investasi yang besar.

Tak hanya itu, salah satu tantangan lain yang kerap dihadapi dalam penerapan smart factory adalah waktu dalam proses konstruksi.

Padahal, penerapan smart factory dapat lebih efisien, asalkan perusahaan mengetahui arah dan tujuan dari penerapan smart factory terlebih dahulu agar teknologi yang dipasang tidak sia-sia.

Untuk itu, perusahaan manufaktur dapat memulai dari area bisnis yang paling sensitif agar bisa mendapatkan manfaat paling banyak.

Perusahaan bisa memulainya secara bertahap dan mengawalinya dengan langkah sederhana, seperti mengimplementasikan sistem internet of things untuk visualisasi agar bisa menampilkan data secara real-time dan menganalisisnya secara cepat.

Setelah sistem tersebut diterapkan, pelaku industri manufaktur bisa melakukan langkah selanjutnya dengan meng-upgrade sistem lain yang ada pada lini produksi hingga keseluruhan pabrik.

Adapun untuk mewujudkan smart factory secara sederhana, pelaku industri dapat menerapkan penggunaan internet of things melalui sistem e-F@ctory Starter Package dari Mitsubishi Electric.

Penerapan e-F@ctory Starter Package dari Mitsubishi Electric. Dok. Mitsubishi Electric Penerapan e-F@ctory Starter Package dari Mitsubishi Electric.

Sebagai informasi, e-F@ctory Starter Package adalah unit produk berupa sample project yang terdiri dari MELSEC iQ-R/iQ-F Series programmable controller dan GOT2000 Series human-machine interface.

Sample project tersebut merupakan total solusi dari Mitsubishi Electric untuk mewujudkan visualisasi atau menampilkan data secara real-time dan analisis sederhana dari proses produksi pada pabrik.

Dengan e-F@ctory Starter Package, pelaku industri akan mendapat kemudahan dalam mewujudkan infrastruktur sistem internet of things pada shop floor dengan basic dan simple setting seperti device assignment dan parameter registration.

Biaya dalam penerapan e-F@ctory Starter Package juga lebih rendah serta tidak membutuhkan waktu panjang dalam proses konstruksi dan implementasinya. Dengan demikian, investasi yang diperlukan tidak membengkak.

Mitsubishi Electric Indonesia tidak hanya menawarkan solusi berupa produk saja, tetapi menawarkan perusahaan manufaktur sebagai mitra yang baik untuk membantu mewujudkan smart factory.

Perusahaan manufaktur yang berminat terhadap konsep smart factory dari Mitsubishi Electric dapat mengisi isi survei sesuai kebutuhan melalui formulir survei di tautan berikut.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com