Toto mulai membangung perusahan Internet Service Provider (ISP), PT Indointernet Tbk di tahun 1994. Toto mengatakan, Indonet merupakan kesempatan baru kala itu dalam membantu mencukupi kebutuhan informasi yang dinilai masih lambat.
Awalnya, Toto menilai bahwa kebutuhan ISP bisa digunakan para mahasiswa untuk mempercepat studinya. Hal ini mengingat para mahasiswa saat itu mengandalkan foto kopi buku untuk belajar, sehingga prosesnya cenderung lambat.
“Saya punya ide bikin anak usaha. Karyawan yang punya potensi kita jadikan partner. Tahun 1994, kita bikin ISP yang pertama di Indonesia. Bersama IBM, kita membuat software untuk mahasiswa Indonesia, yang kala itu belajarnya lambat, karena harus nunggu dapat foto kopi buku, jadi dapat ilmunya lama banget, kalau ada internet kan dia bisa mulai berlajar cepat,” jelasnya.
Namun demikian bisnis tersebut bukan tanpa rintangan. Toto mengatakan di tahun pertama bisnis Indonet mengalami kerugian, dimana jumlah subscriber mencapai 6.000 user, namun yang membayar hanya 2.000 subscriber.
“Indonet bisnisnya tidak smooth, dan yang boncos itu biaya bayar bandwidth, karena saat itu kan masih pakai telepon line dengan modem. Belum ada browser, dan masih pakai green screen. Tapi kita siasati dengan, yang enggak bayar kita hold dulu dan yang bayar kita layani sebaik mungkin dengan akses internetnya, ya anggap saja konsumen kita 2.000,” ungkapnya.
Dari strategi tersebut, Toto mengatakan perlahan bisnisnya mulai sustain dan menghasilkan meskipun sedikit. Indonet go publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021 dengan kode emiten EDGE.
Toto bilang, untuk memulai bisnis yang sukses harus dimulai dari empati, dan bukan uang. Karena dengan memberikan hal yang bermanfaat, tentu penerimanya akan menghargai itu.
“Kita belajar bahwa bisnis itu bisa berhasil kalau dimulai dengan empati, bukan uang. Kalau kita bikin sesuatu yang bermanfaat, untuk banyak orang, penerimanya akan menghargai itu, bentuk sederhanya adalah diberi uang, tapi penghargaan terbesarnya adalah rasa terima kasih,” lanjutnya.
“Manusia itu prinsip yang harus dipegang adalah tidak minta-minta ke orang, bagi saya, manusia hidup maju kalau bisa memberi, yang artinya dia orang kaya. Tapi kalau orang miskin itu, tidak pernah merasa cukup, dia meminta-minta kalau tidak dikasih dia ngerampok. Ngerampok kalau enggak dapat dia membunuh, itu artinya kehidupan akan turun,” kata Toto.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya