Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan RI Baru Capai 0,5 Persen, Sri Mulyani: Memalukan

Kompas.com - 13/07/2023, 10:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti rendahnya realisasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) nasional. Padahal, Indonesia tengah berupaya melakukan transisi dari energi fosil menuju energi ramah lingkungan.

Di hadapan para pemangku kepentingan pengembang EBT, Sri Mulyani menyebutkan, realisasi pemanfaatan EBT baru mencapai 0,5 persen. Menurutnya, angka tersebut memalukan, karena Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar.

"Indonesia Punya banyak potensi energi baru terbarukan sekarang ini baru 0,5 persen dari potensi yang kita punya," ujar dia, dalam acara 11 Tahun Indonesia EBTKE Conex, Rabu (12/7/2023).

"0,5 persen Pak Hilmi (Direktur Utama Medco Energy International) itu memalukan tuh pak. Bahkan enggak sampe 1 persen, Pak Dirjen deh Pak sugeng nanti DPR dorong-dorong terus menteri ESDM," sambungnya.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Perubahan Iklim Bisa Rugikan Negara hingga Triliunan

Bendahara negara menekankan, kebutuhan EBT ke depan akan menjadi sangat besar. Pasalnya, pemerintah berencana melakukan pengkahiran operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, sebagai salah satu bentuk komitmen transisi energi.

"Kalau yang coal based di-retired supply energi turun padahal demand negeri naik terus, maka harus digantikan renewable energy," kata dia.

Oleh karenanya, Sri Mulyani mendorong berbagai pihak terkait untuk berkolaborasi dalam upaya percepatan peningkatan pemanfaatan EBT. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) disebut siap untuk membantu kolaborasi tersebut melalui dukungan kebijakan fiskal nantinya.

"Jadi mari kita bekerja sama untuk mewujudkan pembangunan renewable energy yang besar potensinya. Kami usahakan mendengar dan diskusi serta formulasikan," ucapnya.

Baca juga: Setoran Bea Cukai Lesu Tahun Ini, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

Dalam acara yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, total potensi energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 3.689 gigawatt (GW). Akan tetapi, pemanfaatannya baru sebesar 12.602 megawatt (MW) atau sekitar 0,3 persen dari total potensi.

"Semua sumber-sumber EBT ini dapat dimanfaatkan kalau kita bisa membangun infrastruktur yang mendukung. Infrastruktur yang bisa menyalurkan semua sumber EBT untuk bisa termanfaatkan," ujarnya.

Arifin bilang, saat ini berbagai negara di dunia tengah berlomba menciptakan teknologi yang bisa memanfaatkan potensi sumber daya menjadi energi terbarukan. Maka dalam hal ini, Indonesia juga perlu berupaya menciptakan teknologi tersebut.

"Kita juga harus bisa ikut melakoni (menciptakan teknologi untuk energi terbarukan). Masyarakat juga harus memahami untuk mendukung program-program ini yang berguna bagi generasi Indonesia selanjutnya," jelasnya.

Baca juga: Indonesia Jadi Negara Berpendapatan Menengah ke Atas, Sri Mulyani: Perjalanan Masih Panjang...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Harga BBM di SPBU Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Daftar Harga BBM di SPBU Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Whats New
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Whats New
Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

BrandzView
Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Whats New
[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

Whats New
BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja 'Resign' atau Kena PHK

BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja "Resign" atau Kena PHK

Whats New
Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Spend Smart
Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Work Smart
Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Work Smart
Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Whats New
Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Whats New
Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Whats New
Cara Bayar PBB Melalui ATM BCA

Cara Bayar PBB Melalui ATM BCA

Work Smart
Cara Bayar PBB Melalui BCA Mobile

Cara Bayar PBB Melalui BCA Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com