Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setoran Bea Cukai Lesu Tahun Ini, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

Kompas.com - 11/07/2023, 07:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerimaan kepabeanan dan cukai terkontraksi sebesar 18,8 persen pada semester I-2023, yakni menjadi Rp 135,4 triliun dari Rp 166,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut Sri Mulyani, salah satu faktor yang menyebabkan penerimaan bea dan cukai menurun adalah adanya penurunan produksi hasil tembakau

“Cukai mengalami penurunan produksi cukup signifikan di 2023 ini," beber Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dikutip dari Antara, Selasa (11/7/2023).

"Hingga pertengahan tahun, produksi cukai 139,4 miliar batang. Ini menurun tajam dibandingkan tahun lalu 147 miliar batang dan 2021 sebesar 151 juta miliar batang,” kata dia lagi.

Baca juga: Sri Mulyani Optimis Penerimaan Pajak Tahun 2023 Melampaui Target

Padahal, sambung dia, sebelumnya penerimaan cukai tumbuh tinggi selama dua tahun berturut-turut, yakni tumbuh 21,2 persen pada 2021 dan 32,1 persen pada 2022.

Pada semester I-2021, penerimaan cukai tercatat sebesar Rp 91,3 triliun. Kemudian naik menjadi Rp 120,6 triliun pada semester I-2022. Sementara penerimaan cukai pada semester I-2023 tercatat sebesar Rp 105,9 triliun, turun 12,2 persen.

Faktor berikutnya yang menyebabkan penurunan bea dan cukai adalah realisasi bea keluar yang terkontraksi hingga 77 persen.

Realisasi bea keluar pada semester I-2022 tercatat sebesar Rp 23,1 triliun, kemudian turun drastis ke Rp 5,3 triliun pada semester I-2023.

Baca juga: Wacana Kereta Cepat Sampai Surabaya, Kira-kira Habis Berapa Triliun?

Bendahara Negara menjelaskan penurunan bea keluar disebabkan oleh harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang lebih rendah serta turunnya volume ekspor tembaga dan bauksit akibat hilirisasi sumber daya alam (SDA).

“Bahkan, ada beberapa yang sempat mengalami larangan ekspor. Ini yang menyebabkan bea keluar kemudian mengalami penurunan dari sisi penerimaan,” jelas Sri Mulyani.

Kendati cukai dan bea keluar menurun, bea masuk mencatatkan peningkatan pada semester I-2023 sebesar 4,6 persen. Pada semester I-2022, bea masuk tercatat Rp 23,1 triliun, kemudian naik menjadi Rp 24,2 triliun pada semester I tahun ini.

Peningkatan bea masuk ditopang oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS serta kenaikan tarif efektif bea masuk.

Baca juga: Setiap Tanggal Berapa KJP Cair?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com