"Seluruh aset dan produksinya kami manfaatkan seoptimal mungkin sebagai layanan perikanan kepada masyarakat, khususnya para pembudidaya. Layanan inilah yang menjadi pemasukan bagi negara melalui skema PNBP," terang Nyoman.
Baca juga: 18 Ekoregion Sebaran Potensi Kelautan Indonesia
Selain optimalisasi aset, lanjut Nyoman, program SFV di Gondol juga menyasar sektor pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bagi para pembudidaya, hingga kegiatan konservasi.
Dari sisi pelatihan, BBRBLPP telah melaksanakan Pelatihan Manajemen Usaha Budidaya Bandeng di Desa Penyabangan bersama EXIM Bank (LPEI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta pembentukan satu kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) baru, yakni Pokdakan Bintang Samudera yang fokus pada plasma nutfah.
Sementara pada kegiatan konservasi, hasil program SFV di Gondol di antaranya berupa ratusan ribu telur kakap putih dan telur bandeng. Beberapa telur tersebut disalurkan kepada pokdakan di Desa Penyabangan, sementara sisanya dilepasliarkan di perairan Jembrana.
Sebagai informasi, program SFV KKP sejauh ini telah dilaksanakan di 22 lokasi berbasis UPT maupun desa di seluruh Indonesia.
Berbeda dengan UPT, program SFV berbasis desa berupa penyediaan dan penyiapan fasilitas teknologi, pendampingan kegiatan produksi, serta manajemen usaha yang dilaksanakan KKP. Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan produksi komoditas unggulan, terutama di sektor perikanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya