Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Tarif LRT Jabodebek dengan Transportasi Umum Berbasis Rel Lainnya

Kompas.com - 21/07/2023, 15:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Pengguna moda transportasi umum Jakarta tentu tidak asing dengan KRL Jabodetabek.

KRL yang dioperasikan PT KAI Commuter ini memiliki panjang lintasan 418 kilometer dari Jakarta, Depok, Bekasi, Serpong, Bogor, Tangerang, hingga Rangkasbitung.

Moda transportasi ini melayani penumpang di wilayah Jabodetabek melalui lebih dari 90 stasiun.

Sebagai moda transportasi berbasis rel perkotaan, tarif KRL Jabodetabek sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama dan tarif progresif Rp 1.000 tiap 10 kilometer berikutnya.

Lantas seperti apa perbandingannya?

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, tarif MRT Jakarta dan tarif LRT Jabodebek tidak bisa dibandingkan lantaran melayani rute yang berbeda.

"Tidak bisa dibandingkan dengan tarif MRT dan LRT Jakarta karena rutenya beda sekali. MRT dan LRT Jakarta hanya (jarak) pendek," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportrasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno.

"Kan beda, MRT kan di wilayah selatan ke pusat. Ini kan wilayah timur nih belum ada angkutan umum di sana. Paling dari Bekasi, kalau Bekasi ada KRL," ucap Djoko kepada Kompas.com, Kamis.

Kedua Pengamat Transportasi tersebut mengatakan, tarif LRT Jabodebek mungkin masih bisa dibandingkan dengan KRL Jabodetabek meski jalur yang dilayani tetap ada perbedaan.

"Perbandingannya dengan KRL Jabodetabek. Ya kalau dihitung murahnya jelas murah KRL, tapi jalurnya juga beda. LRT Jabodebek ini beririsan dengan rute kendaraan pribadi, jadi bidikannya memang pengguna mobil pribadi," ucap Darmaningtyas.

Sementara menurut Djoko, tarif LRT Jabodebek bisa dibandingkan dengan KRL Jabodetabek.

Namun harus diingat bahwa keduanya memiliki segmen pasar yang berbeda, yaitu LRT Jabodebek untuk kalangan menengah ke atas sedangkan KRL Jabodetabek untuk kalangan menengah ke bawah.

"KRL lihat tarifnya kalau menengah ke bawah, kalau LRT menengah ke atas. Kalau menengah ke atas feedernya harus bagus," tutur Djoko.

Bahkan kata Djoko, ada moda transportasi lain yang tarifnya bisa diadu dengan LRT Jabodebek untuk arah Jakarta-Cibubur, yaitu bus JR Connexion.

Pasalnya layanan bus JR Connexion ini mampu mengantarkan penumpang hingga ke kawasan perumahan. Berbeda dengan LRT Jabodebek yang hanya sampai Stasiun Harjamukti karena tidak dilengkapi dengan feeder.

"Pertimbangannya adalah sekarang sudah beroperasi bus namanya JR Connexion itu sampai dengan pusat kota itu tarifnya dulu sebelum pandemi Rp 20.000 mungkin sekarang Rp 25.000 lah. PP berarti Rp 50.000 dia ada di Blok M, ada di Monas," kata Djoko.

"Itu total Rp 50.000 ya kira-kira kayak gitu gambarannya. Meskipun naik bus dengan kereta lebih cepat kereta. Tapi ya tentunya harus menyediakan feeder dari kawasan perumahan ke stasiun terdekat," tambahnya.

Baca juga: Estimasi Tarif Maksimal LRT Jabodebek Rp 23.000-Rp 24.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com