JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar beras global mengalami tekanan lebih lanjut karena produsen beras China, bergulat dengan hujan lebat dan banjir. China disebut sebagai produsen beras terbesar di dunia.
Fitch Rating melaporkan, hujan lebat di wilayah timur laut penghasil biji-bijian China akan mengurangi hasil panen.
"Kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga beras global yang sudah tinggi," tulis Fitch Rating dalam sebuah laporan, dikutip dari CNBC, Senin (14/7/2023).
Tingkat siaga banjir dinaikkan untuk tiga provinsi yang menyumbang 23 persen dari produksi beras negara itu yakni Mongolia Dalam, Jilin, dan Heilongjiang.
Baca juga: Kemendag: Rencana Impor Beras 1 Juta Ton dari India Masih Tertunda
Beberapa pekan ini, China memang sedang dilanda banjir dahsyat. Topan Doksuri adalah salah satu badai terburuk yang melanda Cina utara dalam beberapa tahun ini.
“Ini akan mengangkat harga biji-bijian domestik China dan kemungkinan mendorong impor yang lebih tinggi di semester II-2023 untuk sebagian mengimbangi potensi kehilangan hasil,” imbuh perusahaan pemeringkat kredit tersebut.
Indeks Harga Semua Beras dari Organisasi Pangan dan Pertanian mengatakan, harga beras global telah melonjak ke level tertinggi dalam 12 tahun terakhir.
Sementara itu, pengamat pasar lainnya memperkirakan harga beras lebih tinggi setelah India melarang ekspor beras putih non-basmati bulan lalu.
Baca juga: Pertanian Jadi Bantalan Ekonomi RI, Wapres Ma’ruf: Pertanian Cukupi Supply Beras Sepanjang Krisis
Sedangkan, Thailand mendesak petani untuk menanam lebih sedikit beras dalam upaya menghemat air akibat curah hujan yang rendah.
Selain beras, laporan Fitch juga menyebut jagung dan kedelai adalah tanaman utama yang ditanam di Mongolia Dalam, Jilin, dan Heilongjiang.
Dua komoditas tersebut juga akan terkena dampak risiko banjir.
Dengan begitu, China diperkirakan akan mengimpor lebih banyak biji-bijian tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Baca juga: Upaya Pemerintah Menekan Harga Beras di NTT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.