Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemerintah Menekan Harga Beras di NTT

Kompas.com - 11/08/2023, 20:11 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com – Pemerintah terus berupaya menurunkan harga beras di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih di atas Harga Eceren Tertinggi (HET)

Pj Walikota Kupang George M.Hadjoh mengatakan, salah satu faktor yang membuat harga beras mahal adalah adanya musim badai yang membuat pendistrubsian beras sulit.

“Yang bikin mahal itu adalah ada musim badai, kapal sulit ke sini. Daratan-daratan (pulau) kecil itu untuk masuknya barang termasuk beras susah makanya mahal,” ujarnya saat ditemui Kompas.com di Kupang, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Papua, Kementan Salurkan 2,3 Ton Bantuan Pangan untuk Warga Terdampak

Selain itu, minimnya hujan di NTT juga dinilai berdampak kepada produksi sehingga menjadi salah satu penyebab masih tingginya harga beras.

Saat ini, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga beras medium di NTT dibanderol Rp 11.860 per kilogram dan beras premium tercatat Rp 13.720 per kilogram.

Harga itu masih di atas HET yang ditetapkan oleh pemerintah yakni beras medium Rp 10.900 dan beras premium Rp 12.900.

Baca juga: Pangan Hari Ini, Harga Daging Sapi dan Bawang Merah di Jakarta Naik

Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulypana mengatakan, pihaknya terus berkomitmen dalam membantu pendistrubusian beras melalui Tol Laut. Hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Tol laut akan terus dioptimalisasikan artinya penyaluran barang ke daerah timur kita bantu terus. Selain itu juga transformasinya di Tol Laut diisi dengan muatan balik. Inisiatifnya tidak lagi barang mentah. Kalau Presiden bilang hilirisasi itu bukan hilirisasi ke luar negeri tapi di antara pulau juga bisa hilirisasi,” kata dia.

Sementara itu, Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak agar masyarakat NTT bisa membeli beras dengan harga lebih murah.

Baca juga: Hadapi El Nino, Bapanas Pastikan Stok Pangan Aman

Adapun salah satu caranya adalah menugaskan Perum Bulog untuk menggelontorkan ratusan ton beras lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras.

Berdasarkan catatan Kompas.com, Perum Bulog menggelontorkan 820 ton beras untuk program SPHP ke tiga besar pasar di Kupang yakni pasar Naikoten, Pasar Oeba dan Pasar Oesapa.

Program SPHP tersebut pun masih akan terus berlanjut mengingat jumlah stok beras di NTT dalam kondisi yang aman.

Baca juga: Update Harga Pangan Hari Ini di Jakarta: Telur Naik, Daging Ayam Turun

“NTT punya beras, aman dan harganya akan sesuai. Ini yang namanya kolaborasi, dari sisi kementerian dan pemerintah daerah. Langkah selanjunnya adalah bukan lagi mendorong produksinya saja di sini tapi juga distribusinya,” kata Arief.

Dalanud El Tari Kupang Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan mengatakan, pihaknya juga turut ikut membantu pemerintahan NTT menekan inflasi dengan membuat operasi pasar murah.

“Kami juga sudah berdiskusi dengan ahli pertanian, professor untuk membahas bagaimana pengelolaanya. Karena ini butuh 'penyulap', 'penjahit' untuk membuat ketahanan pangan kita tumbuh khususnya di NTT,” ucap dia.

Baca juga: Bulog dan Bapanas Ungkap Tantangan Impor Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com