NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia cenderung stabil pada akhir perdagangan Selasa (15/8/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB, setelah hari sebelumnya mencapai level terendah lebih dari satu bulan.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot datar dengan bertahan di level 1.907,60 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun tipis 0,2 persen ke level 1.940 dollar AS per ons.
Logam mulia tidak jatuh lebih dalam dan bertahan di dekat level terendah enam minggu, karena didukung pelemahan dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury.
Baca juga: Jelang HUT RI, Harga Emas Antam Naik Rp 3.000 Per Gram
Pada perdagangan Selasa kemarin, dollar AS turun 0,3 persen, setelah sempat mencapai level tertinggi lebih dari satu bulan pada perdagangan Senin. Sementara imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun mundur dari level tertinggi hampir 10 bulan.
Pelemahan dollar AS itu membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga emas menjadi menarik. Begitu pula dengan menurunnya imbal hasil U.S Treasury, membuat investor tertarik terhadap logam kuning.
Adapun indeks dollar AS melemah setelah rilisnya data penjualan ritel AS yang naik 0,7 persen pada Juli 2023. Realisasi itu lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya akan tumbuh 0,4 persen.
Baca juga: Begini Cara Memulai Investasi Emas dengan Modal Rp 100.000
Hal tersebut menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak melemah didukung masih kuatnya permintaan. Berbanding terbalik dari upaya bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk menekan laju inflasi.
"Laporan penjualan ritel memberi kesan bahwa ekonomi tidak melemah, dan itu akan memaksa Th Fed untuk mempertahankan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut," kata Edward Moya, analis pasar senior Amerika di Oanda.
Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 57 persen untuk kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga tingginya hingga akhir tahun, menurut alat CME FedWatch. Sejak Maret 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga 525 basis poin ke kisaran 5,25 persen-5,50 persen.
Baca juga: Investasi Emas Kian Menjanjikan, Antam Perkuat Penjualan Domestik
Adapun emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, namun kebijakan suku bunga The Fed sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.
Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.
Namun sebaliknya, ketika suku bunga melemah maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.
Baca juga: 5 Tips Memulai Investasi Emas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.