Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Pekerja Menimbang Ongkos Naik LRT Jabodebek

Kompas.com - 21/08/2023, 15:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

"Sebelum LRT jadi, sempat mikir bakal pakai LRT nantinya buat transportasi umum harian dari Jatimulya ke Dukuh Atas karena stasiunnya lebih deket rumah. Tapi setelah tahu tarifnya Rp 20.000 lebih dan keamanan belum jelas, kayanya aku belum bakal pakai LRT deh nantinya. Karena mending naik KRL jauh lebih murah dan sudah pasti keamanannya," jelas Rully.

Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 100 Miliar untuk Subsidi Tarif LRT Jabodebek

Pertimbangan Pekerja dari Cibubur

Sementara menurut warga Cibubur, ada pilihan moda transportasi umum lain yang lebih murah ketimbang LRT Jabodebek, yaitu bus Royaltrans dari PT Transjakarta dengan akses yang lebih memadai.

Rara (30 tahun) seorang karyawan swasta merincikan, ongkos yang dia keluarkan selama menggunakan bus Royaltrans sekitar Rp 20.000 ditambah ongkos ojek online sekitar Rp 14.000, jadi totalnya sekitar Rp 34.000 untuk sekali perjalanan.

"Sehabis (naik Royaltrans) itu jalan kaki karena pemberhentian Royaltrans bisa di sepanjang bus stop Rasuna Said, Sudirman, Thamrin, Balaikota, Senayan, Blok M," kata Rara.

Dia memperkirakan, waktu tempuh Cibubur ke Jakarta menggunakan bus Royaltrans sekitar 1 jam sampai 1,5 jam.

Bahkan jika sedang tidak buru-buru, dia bisa menggunakan bus Transjakarta reguler dengan tarif hanya Rp 3.500. Namun bisa menghabiskan waktu 2,5 jam sampai 3 jam karena lama menunggu bus.

Sementara jika dibandingkan dengan LRT Jabodebek, memang tarifnya hanya Rp 21.800 untuk sekali perjalanan dari Stasiun Harjamukti ke Dukuh Atas. Adapun waktu tempuhnya lebih cepat yaitu 35-45 menit.

Namun dia juga harus memperhitungkan tarif dari rumah menuju stasiun Harjamukti sekitar Rp 14.000 dan dari stasiun Dukuh Atas sekitar Rp 14.000.

"Di Dukuh Atas harus sambung Transjakarta lagi, takes time banget pula meski cuma nambah Rp 3.500. Kalau naik ojol harus nambah Rp 14.000 lagi," terangnya.

Artinya ongkos naik LRT Jabodebek yang harus dia keluarkan sekitar Rp 49.800 untuk sekali jalan sehingga dalam sehari dia bisa habis hampir Rp 100.000 untuk ongkos saja.

"Apalah arti jarak tempuh kalau dihitung perbulan ongkos bisa Rp 1,4 juta pergi pulang. Mendingan tetap naik Royaltrans berangkat lebih pagi dikit bisa tidur di bus. Tapi nggak makan ongkos lebih banyak karena bisa turun langsung di area kantor," ucapnya.

Tapi bukan berarti dia tidak akan menggunakan LRT Jabodebek sama sekali. Dia masih mempertimbangkan menggunakan moda transportasi ini meski hanya sesekali saja.

"Kalaupun pake LRT paling cuma berangkat or pulangnya saja. Nggak PP (pulang-pergi)," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang karyawan swasta, Indah (29). Indah lebih memilih menggunakan bus Royaltrans untuk perjalanan dari rumah di Cibubur ke kantor yang ada di Jakarta karena lebih murah.

"Kalau aku buat nyampe kantor dari stasiun Dukuh Atasnya harus naik busway/kendaraan lain. Jadi nambah biaya. Kalau naik Royaltrans bisa turun depan kantor cuma bayar Rp 20.000," ungkap Indah.

Baca juga: Jadwal Terbaru Uji Coba LRT Jabodebek untuk Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penuhi Kebutuhan Pertahanan RI, PT Len Bentuk 'Joint Venture' dengan Perusahaan Teknologi Perancis

Penuhi Kebutuhan Pertahanan RI, PT Len Bentuk "Joint Venture" dengan Perusahaan Teknologi Perancis

Whats New
IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Bangkit

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Bangkit

Whats New
Pengusaha Ritel Sebut Tapera Bisa Turunkan Daya Beli Masyarakat

Pengusaha Ritel Sebut Tapera Bisa Turunkan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tips Investasi Saham saat Dana Asing Cabut dari RI

Tips Investasi Saham saat Dana Asing Cabut dari RI

Spend Smart
Fase Kritis Bonus Demografi

Fase Kritis Bonus Demografi

Whats New
Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Spend Smart
Investor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Investor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Whats New
Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi 'Rice Cooker' Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi "Rice Cooker" Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Whats New
Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji Ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji Ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Whats New
Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Whats New
Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Smartpreneur
Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com