Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebijakan WFH ASN di Jakarta, Dinilai Tidak Sebesar Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 22/08/2023, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wacana Work From Home (WFH) bagi para Aparatur Negeri Sipil (ASN) dinilai tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap konsumsi masyarakat. Hal ini disampaikan Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam acara Perkembangan Ekonomi Global dan Indonesia Kuartal III-2023, secara virtual, Selasa (22/8/2023).

“Sejauh ini kan kebijakan WFH masih di DKI Jakarta, dan itu juga sangat terbatas sejauh ini untuk ASN. Jadi (dampak) memang tidak sebesar yang kita lihat di tahun-tahun sebelumnya,” kata Teguh.

Sebelumnya, Pemerintah DKI Jakarta mendorong wacana Work From Home (WFH) bagi para ASN akibat tingginya tingkat polusi yang terjadi dalam kurun waktu belakangan ini. Namun, eksekusi kebijakan itu masih menunggu instruksi Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.

Berdasarkan data IQAir menunjukkan, pada 15-16 Agustus 2023 kualitas udara Jakarta di level 15 dan 152 dan dinyatakan dalam kategori "tidak sehat".

Baca juga: Banten Akan Terapkan WFH untuk ASN, Pengamat: Tak Efektif Atasi Polusi Udara

Menurut Teguh, pada dasarnya kebijakan WFH bisa berpotensi menurunkan komposisi belanja. Hal ini terjadi saat kebijakan WFH diberlakukan ketika pandemi Covid-19 lalu. Dia menilai, dampak WFH bisa terjadi, bergantung seberapa luas cakupannya.

“Ketika WFH, ada perubahan komposisi belanja. Pertanyaannya adalah seberapa masif kebijakan WFH yang diberlakukan. Kalau yang kita lihat (saat ini) dampaknya terhadap konsumsi belanja, maupun ke PDB (Produk Domestik Bruto) relatif terbatas, dibandingkan periode sebelumnya, terutama saat pandemi,” lanjut dia.

Teguh melanjutkan, kebijakan WFH yang diberlakukan pada tahun 2020 hingga awal tahun 2022 mendorong dampak yang signifikan. Mulai dari dampak ke konsumsi rumah tangga hingga tren belanja.

“Kala itu, perubahan komposisi belanja yang terjadi mengalami pergeseran, dimana masyarakat mengurangi belanja yang berkaitan dengan mobilitas. Di sisi lain, terjadi kenaikan konsumsi di produk fashion, elektronik, dan telekomunikasi,” tambah dia.

Baca juga: Saat Pekerja Swasta di Jakarta Juga Ingin WFH seperti ASN DKI, tapi...


Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, penurunan konsumsi rumah tangga berdampak kepada inflasi dan PDB. Tapi, kalau ke PDB dampaknya relatif kecil, jika dampaknya kecil kepada inflasi.

“Kalau misalnya inflasinya terdampak besar dan bisa bergerak ke arah 3,2 persen atau 3,3 persen, itu akan mmpengaruhi penurunan dari daya beli masyarakat, dan ini yang kita lihat pengaruhnya ke bertumbuhan ekonomi akan terasa,” ujar Andry.

Dia menilai, konsumsi rumah tangga sejauh ini masih berjalan moderat. Pihaknya juga belum mengukur lebih lanjut sebesar apa dampak WFH kepada konsumsi rumah tangga. Kalaupun ada, dampaknya relatif kecil.

“So far (konsumsi) masih moderat. Jadi memang belum memberikan impact ke PDB kita. Makanya, kita liat PDB masih 5,03 persen di tahun 2023, kalau pun ada (dampak) saya rasa realtif kecil,” tegas Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com