NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Kamis (24/8/2023). Pergerakan saham-saham di bursa AS dibayangi oleh laporan laporan kinerja Nvidia yang lebih kuat dari ekspektasi dan menanti pidato penting dari Ketua The Fed Jerome Powell.
Indeks Industri Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 373,56 poin atau 1,08 persen, pada level 34.099,42. Sementara itu, S&P 500 kehilangan 1,35 persen, dan berakhir pada posisi 4,376.31. Nasdaq Komposit melemah 1,87 persen pada posisi 13.463,97.
Kamis menandai hari terburuk bagi Dow sejak Maret. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq mengalami kerugian satu hari terbesar sejak 2 Agustus.
Baca juga: Gubernur BI Tak Ambil Pusing Suku Bunga The Fed Terus Naik
Saham Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan dan pendapatan yang melebihi ekspektasi analis.
Perusahaan juga meningkatkan pedomannya, dengan para eksekutif memperkirakan pendapatan kuartal ketiga akan naik menjadi 16 miliar dollar AS, atau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 170 persen. Saham Nvidia ditutup naik 0,1 persen, pada akhir perdagangan Kamis.
Baca juga: Gubernur BI Prediksi The Fed Masih Akan Naikkan Suku Bunga 2 Kali Lagi
Sektor teknologi informasi mengalami penurunan terbesar di S&P 500, sebesar 2,15 persen. Saham-saham tersebut terbebani oleh penurunan saham semikonduktor lainnya termasuk Advanced Micro Devices dan Intel.
Saham perusahaan teknologi besar mengalami penurunan selama sesi tersebut, termasuk Amazon yang kehilangan 2,7 persen, Apple turun 2,6 persen, dan Netflix ambles 4,8 persen.
Dollar Tree merupakan dengan kinerja terburuk di S&P 500, dengan penurunan 12,9 persen karena panduan kuartal ketiga yang mengecewakan. Saham Nike melemah 1,1 persen, dan memperpanjang rekor kekalahan beruntun dalam beberapa hari terakhir. Saham Boeing menyeret Dow turun, dengan penurunan hampir 5 persen.
Baca juga: MAMI: Siklus Kenaikan Suku Bunga The Fed Masuki Babak Akhir
“Saya pikir ini adalah pasar dengan fokus yang sangat sempit,” kata Phillip Colmar, ahli strategi global di MRB Partners mengutip CNBC.
“Latar belakang pertumbuhankinerja korporasi yang lebih baik dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, secara alami akan menumbuhkan sentimen positif pasar. Kami melihat beberapa di antaranya dalam beberapa minggu terakhir,” tambah dia.