Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Citarum Membaik, Pemda Karawang-Industri Gagas Forum Tata Kelola Air Berkelanjutan

Kompas.com - 19/09/2023, 15:15 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Keadaan Sungai Citarum yang dulu pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia kini membaik berkat program Citarum Harum, usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan menanganinya dengan membentuk satuan tugas (satgas).

Seiring membaiknya Citarum, pemerintah daerah Karawang dan perusahaan industri kini mulai memikirkan untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan di Karawang dengan membentuk forum khusus.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Resmiani melalui telekonferensi pada acara Sharing Season Stakeholder Forum menuju Tata Kelola Air berkelanjutan yang diselenggarakan SUN dan PT HM Sampoerna baru-baru ini.

"Saat ini (Citarum) sudah lebih baik. Mungkin juga industri sudah lebih taat," kata Resmiani, dalam pidatonya.

Baca juga: RI Dapat Rp 1,4 Triliun dari Bank Dunia untuk Citarum, Ini Peruntukannya

Meski demikian, ia menilai perlu ada peningkatan kualitas tata kelola air yang melibatkan semua stakeholder, mulai dari pemerintah hingga industri. Termasuk mengurangi beban pencemaran.

Ia juga menyebut terbakarnya TPA Sarimukti membuat sejumlah warga kembali membuang sampah di sungai.

"Penyumbang terbesar adanya pencemaran sungai adalah perilaku manusia, dan kemudian juga industri. Namun saya yakin industri juga sudah lebih taat," kata Resmiani.

Karena itu, Resmiani pun mengapresiasi program yang diinisiasi PT HM Sampoerna untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan.

Baca juga: Menyoal Keberlanjutan Citarum Harum

Kerja sama banyak pihak untuk wujudkan tata kelola air berkelanjutan

Sub Koordinasi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Desire Ariyanti pun sepakat soal pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh sebab itu butuh forum berbagai stakeholder untuk mewujudkannya.

"Tak bisa hanya berbicara soal hilir jika berbicara tata kelola air berkelanjutkan. Sebab harus dilakukan secara sustainable dari hulu ke hilir," kata Desi.

Desi mengatakan di Karawang ada 48 perusahaan di kawasan industri dan zona industri yang membuang langsung limbahnya ke Sungai Citarum. Namun ketaatannya baru 50 persen.

"Kita pun telah melakukan berbagai upaya agar perusahaan tak langsung buang limbah ke Citarum," kata Desi.

Baca juga: Lewat Citarum Harum, Pemprov Jabar Harapkan Dapat Turunkan Emisi Gas CO2 di Indonesia

Senada, pengelola Karawang International Industrial City (KIIC) juga mendukung kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan.

KIIC mengaku telah memiliki mitigasi soal tata kelola air. Misalnya jika suplai air dari Kalimalang menurun.

"Kita punya tujuh danau. Tapi memang dua yang besar dengan kapasitas 50.000 meter kubik," kata Ali Kustia, bagian Industrial Water KIIC.

Ia juga mengaku baru mengetahui ada 58 mata air di wilayah belakang kawasan industri. Karena itu, tidak menutup kemungkinan KIIC akan turut serta dalam konservasi mata air tersebut.

"Arahnya mungkin ke sana. Mungkin kita akan arahkan CSR ke sana. Cuma tadi kami kaget di belakang ada 58 titik katanya. Kita akan kaji lebih banyak," ujarnya.

Baca juga: Kartini dari Tim Kementan Turun Lapangan Susun Tata Kelola Air Waduk Jatigede

Sebagai informasi, RI mendapat dana 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dari Bank Dunia pada 2019 lalu untuk membenahi Sungai Citarum.

Dana diberikan sekaligus diberikan sebagai model baru pengucuran dana dari Bank Dunia kepada Indonesia.

"Ini sebagai model jadi kita mulai tahun ini, programnya kita tuntaskan selama 5 tahun ya," kata Luhut Binsar Pandjaitan yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman.

Daerah aliran sungai (DAS) Citarum sendiri penting untuk dipulihkan sebab jadi penyangga sektor pertanian di Bandung dan sekitarnya.

Mengingat pentingnya Citarum, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau kondisi air di kawasan pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), Minggu (13/8/2023).

Peninjauan tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dalam memastikan sektor pertanian terus berproduksi di tengah cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan berlangsung lama.

"Kementerian Pertanian (Kementan) terus bergerak memastikan lahan pertanian di seluruh Indonesia, terutama di daerah Bandung ini terairi dengan baik dari sumber-sumber yang ada. Salah satunya dari DAS Citarum," ujar SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka 'Tancap Gas', Rupiah Melemah

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka "Tancap Gas", Rupiah Melemah

Whats New
Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Whats New
Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com