Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombusdman: Pengawasan Distribusi Pupuk Subsidi Masih Lemah

Kompas.com - 24/10/2023, 16:58 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika tak menampik bahwa distribusi pupuk bersubsidi rawan dari penyelewengan.

Sebab menurut dia, kebijakan penyaluran pupuk subsidi sangat parsial yang mana perencanaan data dan pengawasannya masih lemah.

"Dari sisi perencanaannya memang Ombsudman melihat kebijakan pupuk ini desainnya masih parsial. Artinya dari sisi perencanaan data dan pengawasannya masih lemah," ujar Yeka saat ditemui usai meninjau kegiatan panen padi di Sukoharjo, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Baru Senilai Rp 10,52 Triliun

Ilustrasi bongkar muat pupuk bersubsidi jenis urea di Indonesia, 2023.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Ilustrasi bongkar muat pupuk bersubsidi jenis urea di Indonesia, 2023.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membuat kebijakan anggaran yang lebih adil agar perencanaan pendataan bisa lebih baik lagi.

Dengan begitu diharapkan pengawasan dalam distribusinya bisa lebih optimal.

"Contoh kita lihat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) itu program pendataan itu mendapatkan alokasi dana yang besar dari APBN, update data pemilu misalnya itu hampir Rp 6 triliun, meng-update pemilih jadi pendataan pupuk bagi hajat hidup orang banyak tidak banyak. Permasalahannya adalah data yang tidak berkualitas itu di sana akhirnya persoalanya merembet ke hilir," jelas dia.

Yeka juga mengungkapkan dirinya sudah meminta kepada Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo untuk memperkuat pendataan dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

Baca juga: Pasokan Pupuk Dipastikan Aman untuk Masa Tanam I 2023-2024

Ihwal itu Plt Mentan Arief Prasetyo mengungkapkan pihaknya akan memperbaiki persoalan data dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

"Nanti kita buat data bottom up. Lurah, Camat untuk memverifikasi (data). Pararel kita perbaiki data dari bawah," katanya.

Aktivitas karyawan Petrokimia Gresik saat menata stok pupuk bersubsidi hasil produksi, yang bakal disalurkan kepada para petani di Indonesia.Dok. Petrokimia Gresik Aktivitas karyawan Petrokimia Gresik saat menata stok pupuk bersubsidi hasil produksi, yang bakal disalurkan kepada para petani di Indonesia.

Sebelumnya, Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia, telah meluncurkan gudang dan pusat komando (Warehouse & Bagging Command Center) pada 17 Agustus 2023.

Hal ini dilakukan demi meningkatkan pengawasan, akurasi distribusi, hingga memastikan ketersediaan pupuk, terutama pupuk subsidi, di berbagai lini distribusi.

Baca juga: Stok Pupuk Subsidi Aman, Distribusinya Dijamin Lancar

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, peluncuran fasilitas Warehouse & Bagging Command Center merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan bertransformasi berkelanjutan, dalam menjalankan amanah penyaluran pupuk bersubsidi sesuai ketentuan.

"Diharapkan fasilitas ini dapat semakin meningkatkan efisiensi, pengawasan, dan akurasi distribusi. Sehingga tugas penyaluran pupuk bersubsidi, dapat terselesaikan dengan semakin lebih baik lagi," ucap Dwi Satriyo.

Adapun fasilitas tersebut merupakan control tower bagi pergudangan dan pengantongan atau bagging di pabrik Phonska, ZA, Urea dan Pupuk Fosfat. Juga fasilitas gudang curah produk siap jual, serta fasilitas gudang inbag lini I Petrokimia Gresik.

Command Center juga berfungsi sebagai titik pusat bantuan (helpdesk) yang aktif selama 24 jam (non stop), atas layanan shipping out kepada transportir dan pelanggan/distributor pupuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com