JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membantu keberlanjutan program pembangunan rumah layak huni khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pesantren menjadi salah satu instansi yang digandeng BTN untuk menjaga keberlanjutan pembangunan rumah rakyat.
“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 36.000. Alumni pondok pesantren berpotensi menjadi pemain di sektor perumahan rakyat,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, Senin (30/10/2023).
Baca juga: BTN: Insentif PPN Akan Dorong Penyaluran KPR
Nixon mengatakan, agar para alumni pondok pesantren bisa menjadi developer yang andal, maka BTN bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama Circle mengadakan pelatihan BTN Santri Developer yang sudah berlangsung sejak tahun 2020.
Saat ini pelatihan BTN Santri Developer telah memasuki batch 3 dengan jumlah lulusan mencapai 1.116 orang.
“Tujuan dari BTN Santri Developer adalah guna memberikan edukasi mengenai dunia bisnis properti kepada para santriwan/santriwati alumni pondok pesantren binaan Nahdlatul Ulama. Selain itu edukasi juga merangkul peserta dari organisasi pemuda lintas agama yang diharapkan dapat mendorong lahirnya entrepreneur andal di bidang properti yang ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan BTN, baik lending maupun funding,” katanya.
Nixon mengungkapkan, alumni BTN Santri Developer saat ini telah membentuk Asosiasi Santri Developer Nusantara (ASANU) yang berdiri pada tanggal 8 Februari 2022.
Baca juga: BTN Respons Positif Stimulus PPN untuk Properti
Beberapa alumni yang tergabung dalam ASANU mengakuisisi perumahan di daerah Banjarnegara dan mengembangkan perumahan tersebut.
“ASANU juga berencana untuk membuat beberapa project perumahan di daerah lain, seperti di Wonosobo, Kajen, Magelang Malang, serta Solo dan rencana untuk mengakuisisi beberapa project yang ada di BTN dengan rata-rata luasan proyek sekitar 5 hektare,” jelasnya.
Lebih lanjut Nixon menuturkan, BTN terus berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat secara nasional. Sejak 1976 sampai dengan saat ini, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 5,2 juta unit atau senilai Rp 409,03 triliun baik melalui pembiayaan perumahan subsidi, non subsidi maupun pembiayaan perumahan syariah.
Selain itu BTN juga berfokus pada penyaluran sektor informal. Selama 5 tahun terakhir, BTN telah menyalurkan sebanyak 132.841 unit atau senilai Rp 21,91 triliun khusus sektor informal yang tersebar diberbagai pekerjaan, di antaranya pembiayaan perumahan kepada marbot masjid Istiqlal, tukang cukur garut, guru honorer di daerah Kendal dan sektor informal lainnya.
Baca juga: BTN Perluas Potensi Bisnis di Sumatera Utara
“Sektor perumahan, terutama pada segmen perumahan sederhana memberikan dampak multiplier yang sangat besar kepada 185 sub-sektor pendukung perumahan dan turut berkontribusi dalam ekosistem pengembangan perumahan,” papar Nixon.
Selain itu, kata Nixon, sektor perumahan juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuah ekonomi nasional.
“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi karena sektor perumahan ini sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500.000 pekerja untuk setiap 100.000 unit rumah yang dibangun dan menggunakan 90 persen bahan lokal,” paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.