Belum semua pekerja perempuan mendapat kesempatan yang sama karena masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman mengenai hak yang dimilikinya. Itulah alasan pekerja perempuan rentan mengalami eksploitasi, salah satunya adalah soal upah.
Menurut data global dalam Kompas.com (29/7/2022), perempuan mendapatkan upah 16 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Padahal, jenis pekerjaan yang dijalani keduanya setara dan tingkat pengangguran perempuan lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.
Baca juga: Teori Empat Tungku, Hidup Bagikan Kompor Gas
Mayoritas perempuan bekerja di sektor informal dengan persentase mencapai 65 persen, jauh lebih tinggi dibanding laki-laki yang hanya 56 persen. Pada sektor inilah pekerja perempuan Indonesia kerap mendapatkan diskriminasi karena rendahnya pendidikan.
Mereka yang tak mendapatkan akses pendidikan sejak dini, berdampak pada minimnya keterampilan. Ditambah lagi dengan stigma lingkungannya yang mengharuskan perempuan untuk menjadi ibu rumah tangga saja tanpa memiliki keahlian lainnya.
Stigma ini yang membuat perempuan terjebak dalam siklus tak sehat. Padahal, pendidikan adalah gerbang utama untuk bereksplorasi dan mengetahui keterampilan yang berguna di masa depan.
Lantas, bagaimana obrolan Yasmin dan Friesta terkait isu ini? Dengarkan informasi lengkapnya dalam siniar Obsesif episode “The Unseen Battles of Women Leaders” dengan tautan s.id/ObsesifWomen.
Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya