Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aliran Modal Asing Ramai-ramai Masuk ke Indonesia

Kompas.com - 25/11/2023, 09:56 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran modal asing kembali masuk ke pasar keuangan RI pada pekan ini. Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang 20 sampai 23 November 2023, aliran modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 7,03 triliun.

Selama sepekan, terjadi aliran dana asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,59 triliun, ke pasar saham sebesar Rp 300 miliar, dan ke Sekuritas Rupiah BI (SRBI) sebesar Rp 5,13 triliun.

"Berdasarkan data transaksi 20-23 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli netto Rp 7,03 triliun," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangannya, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: BI Bakal Terbitkan Instrumen Investasi Baru Pasar Keuangan

Ilustrasi uang rupiah.SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH Ilustrasi uang rupiah.
Dengan demikian, berdasarkan data setelmen hingga 23 November 2023 (year to date/ytd), pada pasar SBN terjadi aliran modal asing masuk atau beli neto sebesar Rp 62,54 triliun. Lalu pada SRBI terjadi beli neto sebesar Rp 27,14 triliun.

Sementara pada pasar saham, secara keseluruhan tahun berjalan, terjadi aliran modal asing yang keluar atau jual neto sebesar Rp 17,77 triliun.

Seiring dengan masuknya dana asing pada perdagangan pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 73,85 basis poin (bps) per 23 November 2023 dari sebelumnya di level 74,40 bps per 17 November 2023.

Di sisi lain, untuk tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik ke level 6,63 persen, sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun ke level 4,404 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Pengusaha Bakal Dorong Pangsa Pasar Keuangan Syariah

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," ucap Erwin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com